PR TASIKMALAYA - Ferdinand Hutahaean mendapat perhatian akan cuitannya di media sosial Twitter.
Bahkan cuitan dari Ferdinand Hutahaean pun sudah dilaporkan sejumlah pihak pada kepolisian.
Ferdinand Hutahaean pun memberikan klarifikasinya secara langsung di Bareskrim Polri Jakarta terkait cuitannya yang bernada SARA.
Ferdinand Hutahaean mengaku bahwa cuitan tersebut dibuatnya dalam kondisi kesehatan yang menurutnya cukup mengkhawatirkan.
Baca Juga: Spoiler One Piece Episode 1006: Zoro akan Rebut Vaksin Senjata Queen!
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Ferdinand Hutahaean menerangkan bahwa cuitan tersebut dibuat tanpa maksud menyerang pihak manapun.
"Jadi, cuitan saya itu adalah untuk diri saya sendiri," ujarnya.
"Jadi, tidak untuk menyerang pihak manapun," sambungnya.
Baca Juga: Pulang dari Turki Ashanty Terpapar Covid-19, Krisdayanti Khawatirkan Aurel Hermansyah?
Dijelaskan oleh Ferdinand Hutahaean bahwa cuitan tersebut hanya dibuat berdasarkan percakapan diri dengan hatinya.
"Itu adalah percakapan antara hati saya dan pikiran saya," jelasnya.
"Pikiran saya menyatakan sudahlah, saya itu akan mati. Kira-kira begitu," sambungnya.
Baca Juga: Zikri Daulay Ajak Ayu Aulia Menemui Keluarganya, Segera Menikah dalam Waktu Dekat?
Ferdinand Hutahaean menjelaskan bahwa dirinya tak bisa menerangkan perdebatan hatinya lantaran sangatlah panjang.
"Panjang sebetulnya perdebatannya," ungkapnya.
"Akan tetapi saya hanya mencuitkan singkat, karena saya juga tidak ingin orang tahu tentang saya," sambungnya.
Diungkapkan oleh Ferdinand Hutahaean bahwa dirinya membuat cuitan tersebut lantaran merasa bimbang dengan kondisi kesehatannya yang dianggap sangat mengkhawatirkan.
"saya membawa riwayat kesehatan saya, yang memang mengkhawatirkan sebetulnya," ujarnya.
"Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa," sambungnya.
Baca Juga: Gegara Hebohnya Ciuman, Keluarga Zikri Daulay Desak Ayu Aulia untuk Segera Menikah
Ferdinand Hutahaean pun mengungkapkan bahwa orang-orang yang menuduhnya mencuitkan SARA tidak mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi.
"Salah paham, karena orang berbicara dengan persepsi," jelasnya.
"Tanpa mengetahui fakta-fakta yang sesungguhnya," pungkas Ferdinand Hutahaean.***