Network
PR TASIKMALAYA - Rocky Gerung menjelaskan tentang gerakan 212 yang sempat menghebohkan.
Menurut Rocky Gerung, reuni 212 merupakan kumpulan pikiran.
Kumpulan pikiran tersebut menurut Rocky Gerung hadir untuk menguji legitimasi kekuasaan.
"212 itu bukan sekadar kumpulan orang, tetapi dia itu kumpulan pikiran untuk menguji legitimasi kekuasaan pada masa itu," tuturnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari video yang diunggah YouTube Refly Harun pada Selasa 7 Desember 2021.
Baca Juga: 7 Link Twibbon Natal dan Tahun Baru 2022, Berikut Cara Menggunakannya
Menurutnya, karena 212 adalah kumpulan pikiran, maka ia akan terus menghasilkan ulang pikiran.
"Pikiran itu tidak mungkin dikendalikan karena semakin dikendalikan maka pikiran akan semakin tajam," ujarnya.
"Kalau pun itu reuni, itu bukan reuni, masa ada reuni ide dan orang yang punya ide akan ingin bertemu dengan orang yang punya ide lainnya," ungkapnya.
Namun masalahnya, selama ini, kekuasaan selalu melihat sebagai sebuah masa menurut pria tersebut.
Baca Juga: Rocky Gerung Bongkar dan Soroti Manuver Erick Thohir yang Selalu Ada dalam Survei Capres 2024
Padahal, menurut Rocky Gerung, yang melatarbelakangi 212 adalah kesetaraan warga negara.
Salah satunya menurut Rocky Gerung adalah adanya kasus yang menimpa Ahok dianggap memiliki keistimewaan dan yang lainnya.
Akan tetapi, menurutnya hal itu sudah selesai, sehingga orang mengingat 212 sebagai gerakan etis bukan gerakan politis.
Rocky Gerung juga mempertanyakan alasan kekuasaan takut pada gerakan etis.
"Kenapa kekuasaan takut pada gerakan etis, itukan semacam upaya untuk mengingatkan bangsa bila terjadi ketidakadilan maka akan ada protes massal," ujar Rocky Gerung.***
