Rocky Gerung Kaitkan Reuni 212 dan Jokowi: Ada Kesetaraan Kehidupan Bernegara

- 2 Desember 2021, 20:38 WIB
Ilustrasi Reuni 212. Rocky Gerung angkat bicara soal Reuni 212 yang dilarang polisi dengan mengaitkannya dengan Presiden Jokowi, simak selengkapnya.
Ilustrasi Reuni 212. Rocky Gerung angkat bicara soal Reuni 212 yang dilarang polisi dengan mengaitkannya dengan Presiden Jokowi, simak selengkapnya. /ANTARA/Aruna

PR TASIKMALAYA – Rocky Gerung angkat bicara soal wacana Reuni 212 dengan mengaitkannya dengan Presiden Jokowi.

Kegiatan Reuni 212 resmi dilarang pihak kepolisian, Rocky Gerung justru mengaitkannya dengan Presiden Jokowi.

Reuni 212 sedianya digelar hari ini, Kamis 2 Desember 2021, Rocky Gerung buka suara dengan menyinggung Presiden Jokowi.

Rocky Gerung menyampaikan soal Reuni 212 dan Presiden Jokowi di kanal Rocky Gerung Official, ia turut menanggapi larangan Reuni 212 tersebut.

Baca Juga: BWF World Tour Finals 2021: Praveen Jordan-Melati Daeva Oktavianti Petik Kemenangan Perdana

"Saya kira juga panita 212 mengerti soal itu karena di pasti bikin proyeksi soal unjuk rasa dan soal kerumunan. Namun, saya mau terangkan bahwa harus ada kesamaan di depan aturan," kata Rocky Gerung.

Sebagaimana yang diberitakan Pikiran-rakyat.com dalam artikel berjudul “Reuni 212 Dilarang Polisi, Jokowi Disebut Buat Kerumunan”, Rocky Gerung membandingkan larangan reuni 212 dengan kujungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Setiap kali Jokowi melakukan kunjungan kerja ke suatu daerah, sejumlah masyarakat berkumpul baik yang hanya sekadar melihat, memberikan sambutan, atau bahkan menyampaika aspirasi.

Rocky Gerung menilai aneh aturan diterapkan untuk melarang reuni 212 tetapi tidak kepada Jokowi padahal menurut pengamat politik itu, kedua agenda tersebut sama-sama menciptakan kerumunan.

Baca Juga: Buntut Kasus Peng Shuai, WTA Sebut akan Tangguhkan Turnamen Tenis di Tiongkok

"Presiden Jokowi justru mengundang kerumunan ketika dia berkunjung. Bahkan mesti dikatakan bahwa itu juga tidak diperbolehkan supaya ada kesetaraan kehidupan bernegara," ujar Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung, larangan reuni 212 tersebut bukan murni karena akan ditimbulkannya kerumunan massa, tetapi ketakutan pemerintah terhadap kekuatan umat muslim.

"Itu bukan soal reuni, tetapi ini akan membangkitkan kekuatan besar muslim dalam beroposisi. Itu enggak perlu dibuktikan karena memang kekuatan muslim itu nyata adanya.

"Kenangan tentang 212 dibangkitkan itu justru untuk mengingatkan adanya ketidakadilan. Jadi bukan soal reuninya, tetapi mengingat kembali banyak ketidakadilan," ucap Rocky.***(Christina Kasih Nugrahaeni/Pikiran-rakyat.com)

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x