Simak! Tradisi Unik Hari Raya Idul Fitri dari Berbagai Daerah di Indonesia

- 14 Mei 2021, 06:45 WIB
Berikut ini adalah tradisi unik perayaan Hari Raya Idul Fitri di berbagai daerah yang aada di Indonesia.*
Berikut ini adalah tradisi unik perayaan Hari Raya Idul Fitri di berbagai daerah yang aada di Indonesia.* ///Dok. Kemenpan

PR TASIKMALAYA - Perayaan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran menjadi hari yang ditunggu seluruh umat Muslim di seluruh dunia.

Termasuk di Indonesia, di mana perayaan Hari Raya Idul Fitri memiliki tradisi unik di setiap daerahnya.

Berikut ini tradisi unik perayaan Hari Raya Idul Fitri yang dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Kemenpan.

Baca Juga: Lesti Kejora Undang Pasha Ungu Jadi Saksi Pernikahannya, Rizky Billar: Aa Jadi Saksi Kamu Jadi...

1. Grebeg Syawal di Yogyakarta

Grebeg Syawal adalah tradisi keraton untuk menyambut 1 Syawal.

Perayaan ini biasanya diawali dengan para warga yang mengarak bermacam-macam hasil bumi yang disusun rapi seperti tumpeng dalam ukuran yang besar dari Pagelaran Keraton menuju Halaman Masjid Agung Kauman.

Setelah didoakan, hasil bumi tadi biasanya akan menjadi rebutan warga yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Baca Juga: Tanggapi Isu Babi Panggang dan Jokowi, Teddy Gusnaidi Sebut LSM MUI Menghasilkan Uang karena Babi

2. Sungkem Tlompak di Magelang

Tradisi yang diikuti masyarakat lereng bara Gunung Merbabu ini, merupakan bentuk syukur atas ketersediaan air di mata air Telompak di Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Usai berdoa dan memasang sesaji yang dipimpin seorang juru kunci, mereka menggelar kesenian tradisional Campur Bawur di mata air tersebut.

Baca Juga: Nissa Sabyan Hadir Bersama Ayus dalam Foto Unggahan Iis Dahlia, Netizen: Seperti Membenarkan Tentang...

3. Malaman di Lampung

Malaman adalah kegiatan yang dilakukan pada malam takbir, sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Anak-anak atau remaja laki-laki akan menyusun batok-batok kelapa di halaman rumah mereka hingga menjulang setinggi satu meter bahkan lebih.

Usai disusun, batok kelapa dibakar hingga api tampak menjulang dan anak-anak bersorak kegirangan.

Baca Juga: Hasil Race F1 GP Spanyol 2021 Terbaru: Lewis Hamilton Juara, Disusul Max Verstappen

4. Bedulang di Bangka

Bedulang adalah tradisi penduduk Bangka di Kepulauan Bangka Belitung untuk merayakan momen kebersamaan saat Lebaran.

Tradisi yang biasanya dilakukan setelah bersilaturahmi dan bermaaf-maafan ini merupakan tradisi makan begara yang artinya makan bersama.

Namun karena penyajiannya menggunakan tudung saji, akhirnya disebut juga dengan nama bedulang.

Uniknya, saat menyantap makanan, kamu tidak boleh menggunakan sendok dan diharuskan pakai tangan. Jadi harus cuci tangan dulu, dengan aturan orang yang paling tua dulu yang cuci tangan, baru kemudian dilanjutkan dengan yang lebih muda.

Baca Juga: Kabar Mengejutkan! Teddy Gusnaidi: Saya Telah Mengundurkan Diri dari PKPI

5. Perang Topat di Lombok

Perang Topat di Lombok bertujuan untuk mempererat hubungan antar umat beragama. Perang Topat yang berarti perang ketupat ini dilakukan oleh suku asli Lombok, yaitu Suku Sasak dan biasanya dilakukan saat hari keenam Lebaran.

Tradisi ini dimulai dengan mengarak hasil bumi, kemudian dilanjutkan dengan saling lempar ketupat yang dipercaya dapat mengabulkan doa dan permohonan mereka.

6. Festival Tumbilotohe di Gorontalo

Festival Tumbilotohe merupakan tradisi dimana para warga Gorontalo akan menyalakan lampu yang berbahan minyak tanah untuk menerangi sepanjang jalan di kota Gorontalo.

Tujuan sebenarnya yaitu untuk menerangi jalan agar warga desa bisa dengan mudah melaluinya saat membagi-bagikan zakat. Biasanya, tradisi ini juga dimeriahkan dengan tabuhan bedug dan meriam dari bambu.

Baca Juga: Ikatan Cinta 10 Mei 2021: Mama Sarah Stres Karena Teror, Reyna Sakit Hati dan Ingin ke Panti Karena Al

7. Ngejot di Bali

Tradisi umat Muslim di Bali ini merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahun dengan tujuan menciptakan hubungan yang harmonis antar umat beragama di Bali.

Dalam kegiatan ini, umat muslim akan membagi-bagikan makanan bagi semua warga tanpa membedakan agama yang dianutnya.

Tradisi Ngejot juga sering dilakukan oleh umat Hindu di Bali saat mereka merayakan hari besar agama Hindu.

8. Ronjok Sayak di Bengkulu

Ronjok Sayak atau yang dikenal juga dengan Bakar Gunung Api merupakan tradisi masyarakat Bengkulu yang percaya bahwa api dapat menjadi penghubung antara manusia dengan leluhur mereka.

Tradisi ini sudah dilakukan selama ratusan tahun oleh Suku Serawai dan selalu dilakukan saat malam takbiran. Tradisi ini mirip dengan malaman, yaitu menyusun batok-batok kelapa hingga menjulang tinggi lalu kemudian dibakar di depan rumah masing-masing.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Hari Lahir Ungkap Karakter Terdalam Kamu, Ayo Cek!

9. Festival Meriam Karbit di Pontianak

Tradisi ini sudah ada selama 200 tahun lebih, dan dilakukan oleh penduduk Pontianak.

Festival Meriam Karbit sendiri menggunakan meriam yang terbuat dari bambu besar dan diletakkan di pinggir Sungai Kapuas.

Menjelang malam takbiran, para warga Pontianak akan berkumpul di sekitar pinggir sungai untuk menyalakan meriam-meriam tersebut sebagai tanda datangnya hari kemenangan.

10. Batobo di Riau

Tradisi Batobo merupakan kegiatan penduduk Riau yang mudik ke kampung halamannya akan disambut meriah oleh keluarga dan bahkan oleh warga desa.

Mereka akan diarak sambil diiringi pukulan rebana menuju tempat buka bersama. Biasanya tradisi ini juga diisi dengan pengajian dan lomba baca Alquran, dimana hadiahnya berasal dari para pemudik yang pulang kampung tersebut.

Baca Juga: Simak Daftar Wilayah Aglomerasi yang Khusus Dibuka Hanya untuk Para Pekerja

11. Meugang di Aceh

Tradisi Meugang yang berasal dari Aceh ini biasanya dilakukan setiap tahun menjelang idul fitri maupun idul adha.

Tradisi Meugang biasanya dilakukan oleh semua warga di sebuah kampung. Kegiatannya yaitu berkumpul di masjid untuk memasak daging dan menyantapnya bersama-sama.

Selain itu, daging yang ada juga biasanya dibagikan kepada sesama yang membutuhkan sebagai bentuk saling berbagi di bulan Ramadhan.

12. Pukul Sapu di Maluku Tengah

Tradisi yang dilakukan oleh penduduk Leihitu, Maluku Tengah ini bisa dibilang cukup ekstrim. Tradisi yang digelar pada hari ketujuh Lebaran ini biasanya dilakukan oleh perwakilan pria dari masing-masing desa yang meliputi desa Morella dan desa Mamala.

Para perwakilan dari masing-masing desa akan berkumpul di halaman masjid besar dan mereka akan saling memukul punggung satu sama lain menggunakan lidi dari pohon enau.

Tradisi ini berlangsung selama sekitar 30 menit dan biasanya akan membuat kulit sobek hingga berdarah-darah.

Baca Juga: Mutia Ayu Ternyata Favoritkan Ayat Ini di Kitab Injil dan Al Quran

12. Kenduri Makam di Aceh

Tradisi yang turun-temurun dilakukan oleh warga Desa Pasi di Kabupaten Aceh Barat ini diperingati di hari ke-12 setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Warga akan melakukan ziarah dan makan kenduri bersama di lokasi pemakaman tempat keluarga dikebumikan.

Orang yang menghadiri ritual kenduri membawa beraneka macam masakan nasi dan aneka kue khas Aceh untuk dimakan bersama usai rangkaian acara.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Kemenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah