PR TASIKMALAYA - Pengamat Politik sekaligus Filsuf, Rocky Gerung, menanggapi soal pandangan dan pernyataan Sidney Jones soal obsesi pemerintah 'menteroriskan' FPI.
Melalui pernyataan yang disampaikan di akun YouTubenya, Rocky Gerung menyebut bahwa apa yang disampaikan Sidney Jones sebagai pengamat terorisme Internasional, benar adanya.
Rocky Gerung menilai, selama ini, berbagai sikap dan pernyataan yang disampaikan Istana selalu dalam upaya untuk ‘membuat teori konspirasi’, yaitu mengaitkan isu terorisme dengan suatu hal tertentu dalam hal ini ada kelompok atau ormas FPI.
“Iya, bener, dia itu bener. Karena, komentar kubu istana itu selalu dalam upaya untuk memasukkan teori konspirasi di dalam persoalan teroris.
"Padahal publik sebetulnya berlawanan dengan cara berfikir istana, justru skeptis dengan teori itu,” ujar Rocky Gerung melalui tayangan YouTubenya yang diunggah pada Kamis, 1 April 2021 seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.
Rocky Gerung juga lantas menyinggung, tata bahasa ataupun narasi yang digunakan Istana dalam hal menanggapi isu terorisme masih menggunakan pola lama, yaitu mengait-ngaitkan isu terorisme dengan suatu jaringan atau kelompok tertentu.
Baca Juga: Rizal Ramli Nilai Kondisi Indonesia Saat Ini Lebih Jelek Dibandingkan Tahun 1998: Semakin Merosot
“Masih memakai tata bahasa lama, itu persoalannya,” sambung Rocky Gerung.
Tak hanya itu, Rocky Gerung juga mengaku heran dengan mencuatnya isu teroris yang dikaitkan dengan ormas FPI.
Padahal, menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkali-kali mengatakan bahwa teroris tidak berhubungan dengan agama tertentu.
Baca Juga: Tagih Janji Ganjar Pranowo Soal Roti, Susi Pudjiastuti Pakai Emoji Sedih
“Padahal Presiden berkali-kali mengatakan, teroris tidak berhubungan dengan agama, tapi publik sudah tidak percaya lagi dengan apa yang disampaikan Presiden,” ujar Rocky.
Adapun ketidakpercayaan dan keraguan publik pada pemerintah juga terkait dengan peran dan pernyataan para Buzzer yang justru menggunakan narasi yang mengaitkan terorisme dengan isu agama dan kelompok tertentu.
Selanjutnya, Rocky Gerung juga lantas menghimbau pemerintah untuk membuat narasi yang berbasis akademis dan menunjukkan situasi kewarganegaraan.
Namun yang terjadi saat ini, justru pemerintah kehilangan legitimasi untuk tampil ke publik dengan menyampaikan narasi dan pengambilan keputusan negara yang strategis.
Padahal, menurut Rocky Gerung, masyarakat Indonesia saat ini tengah dirundung ketakutan dan merasa tidak aman.
Hal itu usai Mabes Polri sebagai markas aparat keamanan, justru menjadi sasaran aksi terorisme. Menyusul aksi teror sebelumnya yang juga terjadi di Gereja Katedral Makassar.***