Sikapi Pernyataan Kubu Moeldoko Terkait Demokrat, AHY: Kami Tidak Takut dan Berjanji untuk Terus Melawan

- 30 Maret 2021, 10:50 WIB
Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan tanggapan terkait sejumlah pernyataan kubu Moeldoko.*
Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan tanggapan terkait sejumlah pernyataan kubu Moeldoko.* //Instagram/@agusyudhoyono

PR TASIKMALAYA- Kisruh politik antara kubu Demokrat Moeldoko dengan Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masih kian memanas.

Baru-baru ini, Ketua Umum Demokrat AHY terlihat kembali menanggapi pernyataan dari kubu Demokrat Moelodko.

AHY, dalam keterangannya, mengatakan bahwa saat ini seluruh kader di partainya sangat marah dengan sikap dari Kepala Staf Presiden (KSP) sekaligus pimpinan baru Demokrat versi KLB Moeldoko beberapa hari lalu.

Baca Juga: Simak 10 Manfaat Air Mawar untuk Kesehatan! Salah Satunya Obati Sakit Tenggorokan

Seperti diketahui, pada Kamis, 25 Maret lalu, kubu Demokrat Moeldoko menggelar acara konferensi pers untuk memberikan informasi terkini pasca KLB, tak hanya itu mereka juga memberikan sejumlah pernyataan yang membuat Demokrat kubu AHY geram.

Kemudian, kemunculan perdana KSP Moeldoko setelah lama menghilang usai KLB pun membuat sejumlah kader Demokrat AHY bereaksi atas sejumlah pernyataan Moeldoko terkait Dmeokrat yang dinilai keliru.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "AHY Sebut Moeldoko dan Kubunya Konsisten 'Membegal' Kedaulatan Partai Demokrat", atas sejumlah serangan kubu Moeldoko tersebut, AHY pun langsung membuat sejumlah pernyataan.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Tanya Jusuf Kalla Soal Teror: Mengapa Pak JK Bisa Lebih Tahu dari Aparat Kepolisian?

AHY menyebutkan, meski pintu maaf telah dibuka bagi Moeldoko, namun menurutnya tidak ada sama sekali rasa penyesalan yang terlihat.

"Justru terus sibuk melontarkan kebohongan demi kebohongan baru, untuk mengalihkan perhatian publik dari persoalan yang sesungguhnya, yaitu pembegalan dan perampokan terhadap kedaulatan Partai Demokrat, dan perusakan terhadap demokrasi di negeri ini," kata AHY di DPP Partai Demokrat, Senin, 29 Maret 2021.

AHY menyebutkan, selama motif dan sikap ini terus mereka pertahankan, maka selama itu pula pihaknya akan bersatu padu melawan Moeldoko dan kubu-kubunya.

Baca Juga: Berpisah dengan Woolim Entertainment, Sunggyu INFINITE Berterima Kasih pada Penggemar hingga Kwon Eun Bi

Lebih lanjut, AHY mengklaim, pada dasarnya, Demokrat ingin fokus pada soal-soal kebangsaan lainnya, terutama masalah kesehatan dan ekonomi.

Akan tetapi, kata dia, menyelamatkan demokrasi dan mendapatkan keadilan yang sejati merupakan sesuatu yang juga sangat serius, dan fundamental.

Oleh karena itu, kepada seluruh rakyat Indonesia, AHY meminta izin untuk menyelesaikan prahara Demokrat sampai tuntas.

Baca Juga: Minta Teroris Tidak Dihubungkan dengan Agama, Fahri Hamzah: Mereka adalah Jiwa Kosong

Dirinya mengakui, untuk menyelesaikan masalah Demokrat membutuhkan waktu cukup panjang, dan proses yang tidak sederhana.

"Namun, tidak ada maksud kami untuk memperpanjang atau memperkeruh situasi yang ada. Karena faktanya, kubu KSP Moeldoko masih terus melakukan manuver politik, menghasut, mengadu domba, melempar fitnah, dan mendiskreditkan Partai Demokrat," kata AHY.

"Kami tidak takut, dan berjanji untuk terus melawan kebohongan dan kezaliman semacam ini. Justru, kami akan semakin solid dan semakin kuat," tutur AHY.

Baca Juga: Pemuda Lintas Agama Akan Dibentuk di Makassar, Wali Kota Makassar: Jaringan Teroris Targetkan Pemuda

Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyampaikan, kalau dirinya didaulat oleh Partai Demokrat sebagai ketua umum.

"Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat," kata Moeldoko melalui akun instagramnya.

Menerima pinangan sejumlah mantan kader Demokrat itu, Moeldoko mengaku khilaf karena tidak memberitahu kepada istri dan keluarga.

Baca Juga: Sindir Moeldoko, AHY: Berdalih Ngopi-ngopi Tapi Lantas Merampas, Merampok, dan Membegal Partai

"Saya terbiasa mengambil risiko seperti ini, demi kepentingan bangsa dan negara. Untuk itu, jangan bawa-bawa Presiden untuk persolan ini," kata Moeldoko.***(Amir Faisol/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x