Gelar Konferensi Pers di Hambalang, Max Sopacua: Tempat yang Merontokkan Elektabilitas Partai Demokrat

- 26 Maret 2021, 12:01 WIB
Max Sopacua mengungkap alasan Demokrat KLB menggelar konferensi pers di Hambalang. Ia juga menyinggung soal kasus korupsi petinggi partai.*
Max Sopacua mengungkap alasan Demokrat KLB menggelar konferensi pers di Hambalang. Ia juga menyinggung soal kasus korupsi petinggi partai.* /Chris Dale/Isu Bogor
PR TASIKMALAYA - Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) menggelar konferensi pers di Wisma Atlet Hambalang, Citeureup, Kabupaten Bogor pada Kamis, 25 Maret 2021.
 
Konferensi pers yang dilakuka Partai Demokrat versi KLB itu ditanggapi oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.
 
Herzaky Mahendra menyebut jika konferensi pers Partai Demokrat versi KLB dipimpin oleh Moeldoko merupakan bentuk frustasi.
 
 
"Partai Demokrat menegaskan bahwa konferensi pers ini merupakan bentuk frustrasi dan upaya menutupi rasa malu kepada peserta KLB abal-abal dan khalayak luas," ungkapnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
 
Menurut Herazaky Mahendra, Partai Demokrat versi KLB ingin mengalihkan isu terkait dengan rentetan upaya pada dua pekan terakhir yang dianggap gagal.
 
"Pertama, katanya pasca-KLB abal-abal akan segera memasukkan berkas ke Kemenkumham. Faktanya, butuh waktu lebih dari seminggu untuk mengajukan.
 
 
"Kedua, laporan Marzuki Alie ke Bareskrim Polri, ditolak. Ketiga, laporan Moeldoko ke Polda Metro Jaya, juga ditolak.
 
"Terakhir, gugatan Marzuki Alie dan kawan-kawan ke PN, dicabut karena ketidakyakinan mereka terhadap legal standing," jelas Herzaky Mahendra.
 
Herzaky menyebut, Partai Demokrat versi KLB akan berfokus pada beberapa poin seperti halnya menunggu Kemenkumham dalam menggugurkan permohonan Partai Demokrat Versi KLB.
 
 
"Kemudian fokus pada gugatan perbuatan melawan hukum yang kami ajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, terhadap Jhony Allen, Darmizal, Marzuki Alie, dan kawan-kawan, atas penggunaan atribut Partai Demokrat dan pelaksanaan KLB yang bertentangan dengan hukum," ujarnya pula.
 
Sementara itu, alasan dipilihnya Wisma Atlet Hambalang, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sebagai tempat jumpa pers diungkapkan oleh Max Sopacua.
 
"Kenapa Demokrat KLB ini di Hambalang? Tempat ini lah, proyek ini lah yang menjadi salah satu bagian yang merontokkan elektabilitas Demokrat ketika peristiwa-peristiwa itu terjadi," ungkap Max Sopacua.
 
 
Menurut Max Sopacua, elektabilitas Partai Demokrat menurun karena mega proyek senilai Rp2,5 triliun yang menjadi kasus korupsi oleh KPK menyeret para petinggi partai.
 
"Hambalang bagian dari sejarah yang menentukan yang menyebabkan Demokrat turun mulai 20,4 persen menjadi 10,2 persen dan 7,3 persen. Itu berurut-turut. Saya adalah pelaku sejarah," tuturnya.
 
Max Sopacua menuding, saat ini masih ada beberapa kader Partai Demokrat yang belum diproses hukum namun masih menikmati hasil korupsi Wisma Atlet.
 
 
"Sebagian besar kawan kami yang terlibat sudah menderita, sudah dimasukkan ke tempat yang harus dimasukkan karena kesalahan.
 
"Tetapi ada yang tidak tersentuh hukum yang juga menikmati hasil dari pembangunan ini, sampai hari ini belum. Mudah mudahan segera ya," sebutnya.
 
"Mudah-mudahan dari tempat ini kami serukan lembaga hukum dalam hal ini KPK untuk menindaklanjuti apa yang belum dilanjutkan, terhadap siapa saja yang menikmati (hasil korupsi) Hambalang. Jangan dibiarkan orang lain menderita," tambahnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x