PR TASIKMALAYA- Gelombang penolakan terhadap wacana pemerintah yang akan melakukan impor beras hingga satu juta ton terus mengalir, kali ini penolakan datang dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.
Dalam sebuah pernyataannya, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa PDIP menolak rencana pemerintah terkait impor beras tersebut.
Lebih lanjut, Hasto Kristiyanto menuturkan di balik wacana pemerintah impor beras itu, tak sedikit para pemburu rupiah yang ada di balik rencana tersebut.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi mengungkapkan bahwa alasan dilakukannya impor beras hingga satu juta ton itu untuk melindungi dan menjaga ketersediaan pangan negara.
Sementara itu, alasan sejumlah kalangan bahkan kepala daerah menolak rencana tersebut, dikarenakan petani di dalam negeri saat ini akan memasuki panen raya, sehingga dapat dipastikan bawah ketersediaan beras dalam negeri akan melimpah bahkan surplus.
Sehingga, sejumlah pihak yang menolak rencana tersebut beranggapan bahwa impor beras tersebut dirasa tidak perlu dilakukan pada saat ini.
Sebagaimana diberitakan Mantrasukabumi.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Akui Banyak Pemburu Rupiah Dibalik Impor Beras, Sekjen PDIP: Kami Menolak", pernyataan ini dipaparkan Kristiyanto saat hadir di acara gerakan tanam pohon, di Waduk Rawa Lindung, Jakarta Selatan pada Minggu, 21 Maret 2021.
"Menteri Perdagangan tidak boleh melakukan suatu tindakan yang pragmatis hanya untuk impor. Saya tahu di belakang impor itu banyak pemburu rente," ujar Kristiyanto seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Antaranews pada Minggu, 21 Maret 2021.
Menurutnya, saat ini yang lebih penting adalah membangun kedaulatan pangan dalam negeri, terlebih Indonesia kaya akan sumber pangan yang melimpah.
Baca Juga: Ucap Selamat atas Lahirnya Partai Baru di Deli Serdang, Andi Arief: Saya Dengar Partai Gagal Kudeta
Maka dari itu, lanjut Hasto Kristiyanto, sejak satu tahun terakhir PDIP sudah menggelar acara gerakan menanam tanaman pengganti beras.
Hasto Kristiyanto menjelaskan, tanaman-tanaman tersebut di antaranya adalah umbi-umbian, ketela, sukun, hingga pisang.
"Karena itulah sikap PDIP, kami menolak impor beras," kata Hasto Kristiyanto.
Baca Juga: Andi Arief Beri Sindiran Menohok: Selamat Atas Lahirnya Partai Gagal Kudeta
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Pemerintah Indonesia memaparkan rencana mereka untuk impor beras sebanyak satu juta ton, untuk mencukupi cadangan beras pemerintah (CBP).
Rencana kebijakan impor beras tersebut pun mengundang polemik dan perdebatan, beberapa tokoh masyarakat juga menyuarakan penolakan atas rencana itu.
Muhammad Lutfi, selaku Menteri Perdagangan mengatakan seiktar 270.000 ton beras yang diimpor pada tahun 2018 diperkirakan kualitasnya akan menurun.
Ia menjelaskan, jika dikurangi jumlah beras yang kualitasnya turun, stok beras di Bulog diperkirakan menjadi 500.000 ton.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jika potensi produksi beras dalam negeri periode Januari—April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton.
Tetapi Lutfi menyanggah, dan mengatakan penyerapan gabah petani oleh Bulog juga rendah, atau hingga pertengahan Maret 2021 mencapai sekitar 85.000 ton.***(Indra Sukma/Mantrasukabumi.Pikiran-Rakyat.com)