Pemerintah Berencana Impor Beras 1 Juta Ton saat Panen Raya, Mardani Ali Sera: Khianati Usaha Petani

- 13 Maret 2021, 15:35 WIB
Mardani Ali Sera.
Mardani Ali Sera. /Instagram @mardanialisera

PR TASIKMALAYA – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera turut mengomentari rencana pemerintah yang akan melakukan impor satu juta ton beras, disaat petani lokal panen.

Pendapat soal impor beras saar panen ini disampaikan Mardani Ali Sera melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @MardaniAliSera, seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com pada Sabtu, 13 Maret 2021.

Sangat tidak tepat rencana impor (beras) dilakukan saat panen raya,” tutur Mardani Ali Sera.

Baca Juga: Pengikut Hakekok Balakasuta Lakukan Ritual Bugil, Kemenag Terjunkan Penyuluh Agama Islam

Mardani Ali Sera kemudian memaparkan kondisi beras saat panen, dan jika hal tersebut diiringi juga dengan impor beras.

Produksi melimpah dan kualitas gabah/beras menurun, harga pun ikut turun. Kondisi yang sedang turun ini akan makin tertekan dalam karena impor,” ujar Mardani Ali Sera.

Mardani Ali Sera berpendapat, jika pemerintah tetap melakukan impor besar sama saja dengan menghianati usaha petani yang telah menunggu momentum panen raya.

Baca Juga: Prabowo Berpeluang di Pilpres 2024, Pengamat Politik: Ridwan Kamil Lebih Cocok Sebagai Cawapres

Jelas menghianati usaha petani yang amat menunggu momentum panen raya,” tegas Mardani Ali Sera.

Senada dengan pendapat Mardani Ali Sera, G. Budisatrio Djiwandono selaku Wakil Ketua Komisi IV DPR RI juga mengimbau pemerintah agar melakukan kajian ulang, atas rencana impor satu juta ton beras.

Budisatrio Djiwandono berpendapat, impor beras satu juta ton berpeluang menurunkan harga gabah menjadi semakin rendah di berbagai daerah.

Baca Juga: 11 Kyai Banyuwangi Kompak Dukung AHY, Doakan Agar Sabar Menghadapi Cobaan

“Pemerintah tidak seharusnya mengumumkan rencana impor beras satu juta ton, karena dapat menyebabkan harga gabah di kalangan petani turun drastis,” ujarnya seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA pada Sabtu, 13 Maret 201.

Budisatrio Djiwandono kemudian membeberkan kondisi harga gabah petani di sejumlah daerah. Menurutnya, harga gabah petani di sejumlah daerah bahkan berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

“Sepeti di Blora hanya Rp3.300 per kg, di Kendal Rp3,600 per kg, dan Ngawi Rp3.400 per kg,” ungkap Budisatrio Djiwandono.

Baca Juga: Elektabilitas Tertinggi dan 3 Kadernya Unggul Capres 2024, Siapakah yang Akan Dipilih PDIP?

Dwi Andres selaku Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) turut menyinggung Bulog yang seharusnya dapat meningkatkan daya serap petani dalam negeri, serta dapat memperbaiki manajemen tata kelola beras.

“Kalau untuk stok, kenapa tidak ambil dari petani? Bulog ini hanya menyerap 1,4 juta ton dari petani, padahal seharusnya bisa menyerap gabah dan beras sampai 2,5 ton,” ujar Dwi Andreas yang juga merupakan Kepala Biotech Center Institut Pertanian Bogor (IPB).

Tangkap layar unggahan Mardani Ali Sera
Tangkap layar unggahan Mardani Ali Sera Twitter.com/MardaniAliSera
***

Editor: Tita Salsabila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah