Berdasarkan polling yang dirilis oleh Liputan 6 SCTV pada waktu itu, menyatakan bahwa masyarakat memilih SBY sebagai kandidat favorit.
“Hasil polling yang dirilis @Liputan6SCTV pada saat itu, masyarakat memilih Pak @SBYundhoyono sebagai kandidat favorit. Menyisihkan Hamzah Haz, Akbar Tandjung, Siswono Yudhohusodo, dll,” ungkap Syahrial Nasution.
Baca Juga: Pesan Syahrial Nasution untuk Moeldoko soal Isu Kudeta AHY: Jangan Jadi Beban Negara dan Presiden!
“Hingga akhirnya pada putaran kedua, tinggal menyisakan nama SBY vs Hamzah Haz untuk kandidat wapres,” lanjut Syahrial Nasution.
Lebih lanjut, SBY yang pada waktu itu ditemani oleh Suko Sudarso, Heru Lelono, Hartati, Ani, Panda, dan Syahrial Nasution mengamati serta memonitor lobi-lobi yang dilakukan oleh Taufik Kiemas.
Tepatnya pada malam pemilihan dan perhitungan suara di putaran kedua. Pihak SBY mengetahui bahwa SBY kalah sebagai calon wapres.
Baca Juga: Jansen Sitindaon Pastikan Gerakan Kudeta Partai Demokrat Ditolak Para Pengurus Partai
“Lobi Pak Taufik Kiemas (alm) yang jalan. Bahwa akibat diturunkan Gus Dur di tengah jalan, Ibu Mega harus merangkul kelompok Islam supaya tidak ada gejolak,” jelas Syahrial Nasution.
Syahrial Nasution juga menyebutkan, jika saja SBY tidak dikucilkan dari kabinet, bahkan dicap jenderal anak kecil oleh Taufik Kiemas, belum tentu SBY menjadi Calon Presiden (Capres).