"Kritik dan koreksi boleh dan berguna malah," pungkasnya.
Namun Henry Subiakto mengingatkan bahwa ketika mengkritik penting melihat aturan dan etika.
"Tapi aturan dan etika jangan ditiadakan," tuturnya.
Hoax menyebabkan perpecahan. Dunia cyber jangan sampai jadi tempat sampah informasi, dan wilayah kumuh komunikasi yg penuh hoax, sumpah srapah, fitnah, ghibah dan namimah. Kritik & koreksi boleh dan berguna malah, tp aturan dan etika jangan ditiadakan.— Henry Subiakto (@henrysubiakto) February 26, 2021
Henry Subiakto dalam unggahan sebelumnya juga mengungkapkan kenyataan yang terjadi di media sosial saat ini.
Baca Juga: Moeldoko Didukung Sebagian Orsap Partai Demokrat Gantikan AHY, FKKGD: Pecat Penghianat
Menurutnya, pengguna media sosial saat ini punya keinginan dan motif yang sangat beragam.
"Atas nama kebebasan berpendapat, ada yang ingin di medsos itu bebas nuduh," tuturnya dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitternya @henrysubiakto.
Banyak pengguna yang menyebar fitnah hingga menebar kebencian, bahkan permusuhan SARA.
"bebas nyebar fitnah, hoaks, siar kebencian dan permusuhan SARA," tuturnya.
Baca Juga: Tingkat Kepercayaan pada Gubernur Tinggi, Mardani Ali Sera: Momentum untuk Dekat dengan Rakyat