Bahkan menurut Susi Pudjiastuti hingga saling hujat dan mem-bully karena perbedaan.
Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk menghentikan hal tersebut.
“Beberapa waktu ini di tengah pandemi kita banyak mendengar ceramah keagamaan yang provokatif yang mengganggu kenyamanan, kita juga sering mendengar vlog-vlog yang juga countering sebaliknya,” tulis Susi Pudjiastuti.
“Saling hujat, mem-bully perbedaan dan lain-lain. Saya pikir sudah saatnya kita bicara untuk ayo menghentikan,” lanjutnya.
Menurut Susi Pudjiastuti masyarakat harus bangga dengan adanya perbedaan karena hal itu yang membuat Indonesia kaya akan budaya.
Baca Juga: Berikut Peringatan Keras Kementerian PAN-RB kepada ASN yang Mendukung Organisasi Terlarang
Sehingga dia kembali menegaskan untuk menghentikan memilah dan memisahkan karena perbedaan suku dan agama.
“Kita hentikan hujatan dan bully akan perbedaan. Kita stop hentikan juga mengikuti provokasi-provokasi yang merusak kedamaian dan kebersamaan kita,” tegas Susi Pudjiastuti.
“Kita harus bangga dengan segala perbedaan-perbedaan yang ada, yang menjadikan Indonesia kaya akan budaya. Stop memilah dan memisah karena suku dan agama,” tutupnya.
Ibu saya NU, Ayah saya Muhammadiyah. Dan 2 organisasi ini akhirnya berkomentar: belajar mengaji dulu & belum mengerti islam. Sayapun terusik untk ikut bicara. Tentu cara saya berpendapat tidak bisa seperti sebuah organisasi. Sbg seorang yg mencintai kebaikan & keberagaman...— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) January 29, 2021