Network
PR TASIKMALAYA – Anggota Komisi VII DPR Mulyanto menginginkan agar pemerintah menjamin pasokan gas bumi untuk industri dalam negeri guna pembangunan ekonomi nasional.
"Tanpa komitmen ini, maka industri termasuk juga pembangkit listrik yang bergantung pada sumber gas akan jalan terseok-seok dan terkendala produksi. Ini tidak bagus bagi masa depan industri kita serta dampaknya bagi pembangunan nasional secara umum," katanya.
Ia meminta agar gas tidak hanya dipandang sebagai komoditas ekonomi yang dapat diperdagangkan dan diekspor.
Baca Juga: Pelaku yang Ancam Bunuh Mahfud MD Ditahan, Ferdinand Hutahaean: Ngeri, Seolah Nyawa Manusia Murah
Namun lanjutnya, ia mengimbau bbahwa gas perlu dilihat sebagai sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui.
Maka dari itu pemanfaatan gas harus dioptimalkan penggunaannya dalam rangka menunjang perekonomian nasional.
"Ini harus menjadi perhatian utama pemerintah. Paradigma gas sebagai modal pembangunan sebenarnya sudah tercantum dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN)," jelas Mulyanto.
Sejauh ini, dirinya menilai masih adanya ketimpangan alokasi distribusi gas untuk keperluan dalam negeri dan ekspor.
Baca Juga: 10 Presiden Amerika Serikat Terburuk, Picu Perang hingga Biarkan Perbudakan
Ini menilai hal itu sangat mengkhawatirkan, sehiggga harus cermat dan cepat dalam menyikapinya.
Diketahui produksi gas pada tahun 2020 menurut data dari Dirjen Migas Kementeian ESDM diproteksikan sebesar 6,028 MMSCFD dan akan meningkat menjadi 7,102 MMSCFD pada 2025.
Untuk jumlah yang diekspor pada 2020 sebesar 1,999 MMSCFD atau sektar 33 pesen dari total produksi dan diperkirakan menurun pada 2025 menjadi 1,236 MMSCFD atau 17,4 persen dari produksi.
Baca Juga: Mensos Jadi Sorotan Publik, Ucapan Juliari Dulu: Kalau Mental Sudah Bobrok, Ya Tetap Saja Korupsi
Sebelumnya, telah dilakukan penandatangan perjanjian pemebelian gas oleh dua anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan tujuan untuk mengamankan pasokan gas dengan harga yang kopmpetitif guna operasional pabrik terus berjalan secara optimal dan efisien.***
