Network
PR TASIKMALAYA - Beberapa waktu lalu, masyarakat dikabarkan melakukan demo yang ditujukan kepada Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Anies Baswedan dituding melakukan tindakan korupsi dan pelanggaran protokol kesehatan Covid-19.
Diketahui, demo dilakukan oleh Gerakan Mahasiswa Jakarta (Gema-Jak) yang menyoroti kegagalan agenda Balap Formula One, di mana disebut ada dugaan praktik korupsi.
Baca Juga: HRS Tinggalkan RS UMMI, Dewi Tanjung: Nyai Mau Kasih Gelar Kesayangan untuk Rizieq
Terkait hal itu, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun memberikan pandangannya lewat tayangan di akanl YouTube pribadinya, Sabtu, 28 November 2020.
Refly Harun mengaku merasa aneh perihal setiap kebijakan yang dikeluarkan Anies Baswedan selalu menuai pro dan kontra.
“Kalau berbicara tentang Anies Baswedan selalu memunculkan pro dan kontra aneh rasanya ya,” tuturnya.
Baca Juga: Tanggapi Perkara Habib Rizieq, Ferdinand Hutahaean: Tidak Perlu Seruwet Ini
Ia pun membandingkan sikap masyarakat kepada Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin.
“Orang tidak mempermasalahkan Ma’ruf Amin,” ucapnya.
Diketahui, pada tahun 2016 dan 2017, Ma'ruf Amin merupakan pionir dari gerakan GNPF fatwa ulama yang memperkarakan Batsuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Baca Juga: Positif Covid-19, Wagub DKI Jakarta: Jakarta Belum Bebas dari Pandemi
"Sebagai Ketua MUI waktu itu kan Ma'ruf Amin juga yang justru mempelopori untuk memperkarakan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Bahkan menjadi ahli kalau tidak salah di persidangan yang memberatkan Ahok," ucapnya.
Refly Harun mengatakan, sekarang ini, MUI sudah berpihak kepada pemerintah, di mana Ma’ruf Amin kini menjadi pendamping Presiden Joko Widodo.
"Inilah yang namanya politik ya, tidak ada makan siang gratis. Teman dan lawan itu relatif dalam politik,” tutur Refly Harun menambahkan.
***
