PR TASIKMALAYA - Kejadian penusukan Ulama Syekh Ali Jaber oleh orang tak dikenal pada hari Minggu, 13 September 2020 sore, tampak mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Menurut informasi, penusukan Syekh Ali Jaber itu berlangsung saat ia tengah mengisi kajian dan Wisuda Tahfidz di Masjid Falahuddin, Tanjungkarang, Bandar Lampung.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD menginstruksikan agar semua aparat menjamin keamanan kepada para ulama yang berdakwah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan di era Covid-19.
Baca Juga: 'Panas' Melihat Joe Biden, Donald Trump Gencar Menggalang Dana Karena Potensi Krisis Keuangannya
Mahfud dalam rilisnya di Jakarta, Minggu, menyampaikan instruksi dan penjelasan sehubungan peristiwa penusukan terhadap Syekh Ali Jaber di Lampung, Minggu tanggal 13 September 2020.
"Pemerintah menjamin kebebasan ulama untuk terus berdakwah amar makruf nahi munkar dan saya menginstruksikan agar semua aparat menjamin keamanan kepada para ulama yang berdakwah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan di era Covid-19," katanya.
Saat itu ia meminta aparat keamanan mengusut tuntas terkait pelaku penusukan tersebut.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Kasus Viral Isabella Guzman yang Bunuh Ibu Kandung
Syekh Ali Jaber menurut dia adalah ulama yang banyak membantu pemerintah dalam amar makruf nahi munkar dalam kerangka Islam rahmatan lil alamiin, Islam sebagai rahmat dan sumber kedamaian di dunia, Islam wasathiyyah.
Selama ini lanjut Menko Polhukam, beliau selalu berdakwah sekaligus membantu satgas Covid-19 dan BNPB untuk menyadarkan umat agar melakukan shalat di rumah pada awal-awal peristiwa Covid-19.
"Jadi Syekh Ali Jaber adalah ulama yang aktif membantu pemerintah yang bahkan pernah berceramah dan berbuka puasa bersama Presiden Joko Widodo, Presiden SBY, dan pimpinan lembaga negara lainnya," katanya.
Baca Juga: Naik ke Panggung di Tengah Ceramah, Seseorang Tak Dikenal Mencoba Menusuk Syekh Ali Jaber
Kemudian, Mahfud menyampaikan bahwa pelaku penusukan adalah musuh kedamaian dan perusak kebersatuan yang memusuhi ulama sehingga harus diadili secara fair dan terbuka serta dibongkar jaringan-jaringannya yang mungkin ada di belakangnya.***