Romo Magnis Ungkap Faktor Pengaruh Bharada E Tembak Brigadir J

26 Desember 2022, 16:20 WIB
Ahli filsafat moral, Romo Magnis Suseno mengungkapkan faktor yang mempengaruhi Bharada E menembak Brigadir J.* /Antara/Muhammad Adimaja./

PR TASIKMALAYA – Sidang kasus pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Bharada E, menghadirkan saksi ahli filsafat moral, Romo Magnis Suseno.

Pada sidang kasus pembunuhan Brigadir Jyang digelar pada Senin, 26 Desember 2022, Romo Magnis memberikan keterangan terkait hal yang bisa meringankan terdakwa Bharada E.

Romo Magnis menyebutkan ada faktor yang mempengaruhi Bharada E alias Richard Eliezer menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dalam sidang, Romo Magnis menuturkan, keputusan suara hati serta budaya ‘laksanakan’ menjadi faktor yang mempengaruhi Bharada E saat menerima perintah untuk menembak Brigadir J.

Baca Juga: Lowongan Kerja Rekai Designers, Dibuka untuk Domisi Tasikmalaya dan Singaparna

Ia menyebutkan faktor pengaruh keputusan suara hati ini diumpamakan seperti melihat seseorang di restoran yang meninggalkan dompetnya.

Yang mana saat melihat itu, lanjutnya, akan ada suara hati yang berlawanan seperti untuk mengambilnya atau memberikan.

“Nah dalam situasi konkret, misalnya saya di restoran dan ada orang lain duduk lalu dia pergi, saya melihat ketinggalan dompetnya.

"Di situ suara hati akan mengatakan apa, ‘puji Tuhan saya dapat duit’, atau dia merasa ‘wah ini bukan hak saya, mungkin saya masih bisa mengejar’, suara hati,” tutur Rama yang dikutip ole PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari PMJ News.

Baca Juga: Taeyang Tinggalkan YG Entertainment dan Pindah ke THE BLACK LABEL, Bagaimana dengan Nasib BIGBANG ke Depannya?

Perumpamaan tersebut diartikan oleh Romo Magnis pada peristiwa penembakan yang dilakukan oleh Bharada E terhadap Brigadir J.

Ia menjelaskan peristiwa penembakan itu terjadi ketika sang penerima tidak memiliki waktu untuk mempertimbangkan perintah dari atasan dan budaya ‘laksanakan’ yang menjadi faktor utama yang membuatnya sulit menolak perintah.

“Orang normal tahu membunuh orang lain tidak dapat dibenarkan. Itu di satu pihak. Di lain pihak, dia berhadapan dengan perintah tegas dalam budaya laksanakan,” imbuh Romo Magnis.

Menurutnya, faktor tersebut yang membuat keputusan Barada E menembak Brigadir J.

Baca Juga: Aktris Katy Louise Saunders Dirumorkan sebagai Kekasih Baru Song Joong Ki

“Maka suara hati itu, dan dia tidak punya waktu untuk duduk, apalagi untuk berunding dengan orang lain bagaimana sebaiknya di situ, (dia) tidak (mempunyai waktu),” jelas Rama.

Romo Magnis menyimpulkan bahwa itulah yang menjadi faktor penyebabnya.

“Tiga puluh detik, 1 menit, diputuskan langsung. Akibatnya mungkin mengancam dia juga. Di situ suara hati sering akan bingung.

"Bisa juga dia bertindak menurut suatu naluri. Misalnya naluri laksanakan perintah, itu ditanamkan di dalam dia tentu saja,” imbuhnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler