PR TASIKMALAYA - Kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau yang dikenal dengan Brigadir J semakin pelik.
Ketua Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ahmad Taufan Damanik menyampaikan beberapa poin penting dari hasil penyelidikannya mengenai kasus pembunuhan Brigadir J.
Munculnya dugaan kalau pelaku penembakan Brigadir J menjadi tiga orang dirasa Ahmad harus dipastikan lebih lanjut.
Hal ini dirasa Ahmad harus diperjelas mengingat keterangan antara Bharada E dan Ferdy Sambo berbeda, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari PMJ News.
Baca Juga: Dubes RI di Malaysia Ungkap Kondisi Mengenaskan TKW yang Disiksa: Sangat Keji
“Penyidik harus memastikan penembak Brigadir J? Antara Ferdy Sambo dan Bharada E terjadi perbedaan keterangan,” ujarnya.
“Bharada E bilang yang menembak adalah dirinya dan Ferdy Sambo, namun Ferdy Sambo mengatakan kalau hanya Bharada E yang melakukan dan dia hanya memberi perintah untuk menembak,” sambung Ahmad pada 4 September 2022.
Keterangan tersebut mesti didukung dengan bukti-bukti yang kuat sehingga bisa dipastikan penembak Brigadir J satu orang, dua orang, atau bahkan tiga orang.
Di sisi lain, Ketua Komnas HAM itu juga memastikan kepada para penydik kalau Ferdy Sambo bukanlah orang sembarangan.
Baca Juga: Tes IQ: Jangan Terkecoh! Gunakan Mata Elang untuk Temukan 3 Perbedaan pada Gambar dalam 30 Detik
Dikutip dari akun Instagram @pikiranrakyat pada 5 September 2022, Ahmad mengatakan kalau Ferdy Sambo paham bagaimana caranya lolos dari hukuman yang bisa menjeratnya.
Pernyataan itu mengacu kepada pengalaman yang dimiliki Ferdy Sambo selama puluhan tahun di Reserse Polri.
“Saya sudah bilang hati-hati Ferdy Sambo bukan orang sembarangan. Dia puluhan tahun di Reserse,” kata Ahmad.
Ahmad bahkan menambahkan kalau Ferdy Sambo sempat tersenyum ketika adegan menangis di Komnas Ham.
Baca Juga: Sinopsis Seasons of Blossom, Dibintangi So Ju Yeon dan Seo Ji Hoon
Senyum tersebut dirasa memilik arti yang menekankan atau mengisyaratkan ‘lo enggak tahu siapa gue’ menurut Ahmad.***