Rusia Tak Masukkan Indonesia dalam Daftar Negara Tidak Bersahabat, Pengamat Ungkap Kemungkinan Alasannya

27 Maret 2022, 17:06 WIB
Kemungkinan alasan Rusia tidak memasukkan Indonesia dalam daftar negara-negara 'tidak bersahabat' beberapa waktu lalu. /Tangkapan layar YouTube Helmy Yahya Bicara

PR TASIKMALAYA - Rusia beberapa waktu lalu mengumumkan daftar negara tidak bersahabat.

Dalam kesempatan itu, Rusia tidak memasukkan Indonesia dalam daftar negara tidak bersahabat.

Menurut diplomat Darmansjah Djumala, ada beberapa kemungkinan alasan mengapa Rusia tidak memasukkan Indonesia dalam daftar negara tidak bersahabat itu.

"Itu mungkin karena sikap politik kita yang konsisten," kata Darmansjah Djumala pada 25 Maret 2022, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari YouTube Helmy Yahya Bicara.

Baca Juga: A Business Proposal Episode 9: Jam Tayang di Netflix, Spoiler, dan Link Nonton Sub Indo

Kemudian Helmy Yahya menyinggung soal Indonesia yang mendukung resolusi PBB terkait konflik Rusia dan Ukraina.

"Berarti mendukung resolusi ini tidak juga bertentangan dengan semangat non-blok?" tanya Helmy Yahya.

Darmansjah menerangkan bahwa mendukung resolusi dan mengecam Rusia bukan berarti tidak bersahabat dengan salah satu negara super power itu.

"Satu lagi, mendukung resolusi, mengecam Rusia, bukan berarti kita tidak bersahabat dengan Rusia," terangnya.

Baca Juga: Tes IQ: Ada Wanita Tersembunyi dalam Foto Ini, Bisakah Anda Menemukannya?

Menurutnya, sahabat yang baik adalah sosok yang bisa mengatakan jujur apa adanya dan berani mengatakan bahwa temannya salah.

"Sahabat yang baik adalah sahabat yang mengatakan 'Kamu salah'. Teman yang jujur ya begitu," ucapnya.

Namun, itu hanya kemungkinan mengapa Rusia tidak memasukkan Indonesia dalam daftar negara tidak bersahabat.

"Mungkin latar belakangnya itu Rusia tidak memasukkan Indonesia dalam daftar 'negara tidak bersahabat', itu mungkin ya, saya tidak tahu," ungkapnya.

Baca Juga: Tes Psikologi: Bongkar Kondisi Percintaan dari Cara Duduk Bersama Pasangan, Awas Ada yang Sedang Konflik

Kemudian Helmy Yahya bertanya apakah Amerika Serikat menghubungi Indonesia usai resolusi PBB itu.

"Katanya Washington menelepon Indonesia bilang terima kasih?" tanya Helmy.

Menurut Darmansjah, itu adalah hal yang biasa dalam tugas diplomasi.

"Biasa itu, saya juga begitu kalau ada kepentingan di resolusi. Itu namanya diplomatic gesture," terangnya.

Baca Juga: Link Nonton A Business Proposal Episode 9 Sub Indo, Spoiler Hubungan Shin Ha Ri dan Kang Tae Moo

Bisa jadi ketika menghubungi, Indonesia terkesan mendukung AS.

"Bisa saja diartikan seperti itu, tapi dalam konteks diplomasi praktis, itu normal," katanya.

Darmansjah menegaskan bahwa Indonesia tetap konsisten dengan mengutamakan kepentingan nasional terkait konflik Rusia dan Ukraina.

"Jadi, kalau ada yang bilang ada dalam tekanan Eropa, siapa bilang? Dalam praktik diplomasi itu gimmick yang bagus," ungkapnya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Salah Satu Simbol dan Temukan Pesan Tersembunyi di Dalamnya

Sebelumnya Darmansjah sempat menjadi Dubes untuk Austria dan Polandia.

Darmansjah menceritakan saat Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

"Kayak waktu kita dipilih jadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, kita kirim terima kasih ke negara pendukung, itu biasa," terangnya.

Kemungkinan menjadi tidak biasa di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Tes Psikologi: Temukan Kecerdasan Emosional Anda dari Hewan yang Terlihat dalam Gambar, Salah Satunya Lembut

"Jadi tidak biasa karena Ukraina tadi," tandas Darmansjah Djumala.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah

Sumber: YouTube Helmy Yahya Bicara

Tags

Terkini

Terpopuler