Data Covid-19 Indonesia Dituding Palsu, Media Asing Sebut Jumlah Kematian 2.200 Lebih

29 April 2020, 10:16 WIB
SEORANG pekerja pemerintah kota berjalan di antara kuburan di sebuah kompleks pemakaman yang disediakan oleh pemerintah untuk korban penyakit coronavirus (COVID-19) di Jakarta, Indonesia, 22 April 2020. * // REUTERS / Willy Kurniawan

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia disebut memiliki salah satu tingkat pengujian terendah di dunia.

Bahkan beberapa ahli epidemiologi dunia mengatakan bahwa sulit untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang tingkat infeksi di negara terpadat keempat di dunia ini.

Data dari 16 dari 34 provinsi di Indonesia menunjukkan lebih dari 2.200 orang Indonesia telah meninggal dengan gejala akut Covid-19, namun tidak dicatat sebagai korban yang terjangkit virus tersebut.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Infografis Berisi Nomor Bantuan Sosial Kemensos RI, Simak Faktanya

Tiga ahli medis mengatakan angka-angka tersebut mengindikasikan jumlah korban jiwa nasional yang kemungkinan jauh lebih tinggi daripada angka resmi yang telah Indoensia umumkan kepada publik.

Data terbaru dari 16 provinsi itu menunjukkan ada 2.212 kematian pasien di bawah pengawasan karena mereka memiliki gejala akut.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggunakan akronim Pasien Dalam Pengawasan (PDP) untuk mengklasifikasikan pasien-pasien ini ketika tidak ada penjelasan klinis lain untuk gejalanya.

Menurut pedoman COVID-19 terbaru dari Kementerian Kesehatan, pasien yang diklasifikasikan sebagai PDP adalah pasien dengan penyakit pernapasan akut yang tidak ada penjelasan klinis selain virus corona.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Italia Minta Dibacakan Quran untuk Melawan Covid-19? Simak Faktanya

Data dikumpulkan oleh lembaga provinsi setiap hari atau setiap minggu dari angka yang dipasok oleh rumah sakit, klinik, dan pejabat yang mengawasi pemakaman.

2.212 kematian yang disebutkan itu adalah tambahan dari kematian yang diinformasikan kepada publik hingga saat ini yang telah dinyatakan positif Covid-19.

ke-16 provinsi tersebut mencakup lebih dari tiga perempat dari 260 juta penduduk di negara Indonesia.

Anggota Senior Gugus Tugas Covid-19 Pemerintah Indonesia, Wiku Adisasmito tidak membantah temuan tersebut, namun ia menolak mengomentari jumlah korban virus corona yang ia yakini dapat ditemukan di antara pasien yang diklasifikasi sebagai PDP tersbut.

Baca Juga: Sempat Ajukan PSBB Sendiri dan Ditolak, Malang dan 2 Kota Sepakat Ajukan PSBB Malang Raya

Dia mengatakan, dari 19.897 orang yang diduga penderita virus corona di Indonesia belum diuji karena antrean panjang spesimen yang menunggu diproses laboratorium yang kekurangan staf.

Beberapa orang telah meninggal sebelum sampel tersebut dianalisiis.

“Jika mereka memiliki ribuan atau ratusan sampel yang perlu mereka uji, mana yang akan mereka prioritaskan? Mereka akan memberikan prioritas kepada orang-orang yang masih hidup,” kata Wiku diberitakan oleh situs Reuters.

Adisasmito sendiri adalah pakar kesehatan masyarakat paling senior di gugus tugas COVID-19 Indonesia dan kantor pers.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Rabu 29 April 2020: Ungkapkan Perasaanmu, Pisces!

Presiden Joko Widodo biasanya merujuk pertanyaan ke gugus tugas tersebut.

Per-tanggal 29 Maret 2020 pagi, kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai angka 9.511 kasus, dengan angka kesembuhan mencapai 1.593 orang.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler