Rocky Gerung Sebut 'Radikalisme' Jadi Istilah Kekuasaan hingga Soroti Islamophobia, Ada Apa?

1 Februari 2022, 14:46 WIB
Baru-baru ini, Rocky Gerung menyebutkan bahwa radikalisme adalah istilah kekuasaan hingga soroti mengenai islamophobia. /Instagram/@rockygerung.ofc

 

PR TASIKMALAYA - Baru-baru ini, Rocky Gerung dan Hersubeno Arief membicarakan terkait istilah radikalisme dan islamophobia.

Pasalnya, menurut Rocky Gerung hal ini menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh publik dalam narasi terkait radikalisme dan islamophobia.

Rocky Gerung mengaku, dirinya sering mendengarkan istilah radikalisme tersebut dalam wacana pemerintahan.

"Saya menyebut simbol-simbol kekuasaan, karena mendengar headliner istana, itu kita ngeri-ngeri aja tuh," ujar Rocky Gerung yang dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari video yang dibagikan di kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa, 1 Februari 2022.

Baca Juga: Terkait Dugaan Korupsi di Tubuh Garuda Indonesia, Kejagung Panggil Tiga Saksi

"Apalagi yang mau disebutin? bahaya radikalisme, fundamentalisme, ada sampai ke mushola-mushola, sekolah dimasukan paham radikal tuh," terangnya.

Hal ini, menurutnya membuat bangsa Indonesia menjadi takut, terhadap sesuatu yang tidak jelas.

Di sisi lain, dirinya mengatakan bahwa publik harus mengetahui itu menjadi narasi kekuasaan.

"Gagal menghasilkan kemakmuran, lalu mulai pidato tentang radikalisme, disitu konyolnya kekuasaan," tuturnya.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru Imlek 2022, Sandiaga Uno Ajak Wujudkan Persatuan hingga Harapkan Keberuntungan

Di samping itu, menurutnya dari skala lebih luas, dunia memberikan 'sinyal' yang beragam.

"Bahwa jangan ada islamophobia," ujarnya mencontohnya sinyal dari dunia yang dirinya maksudkan.

"Tapi di Indonesia, justru wacana islamophobia berjalan terus setiap hari," sambungnya.

Hal itu menurutnya ditandai dengan adanya penangkapan, pemeriksaan, yang menurut pandangannya hanya sekedar dibuat-buat.

Baca Juga: Puji Kaesang Gandeng Hotman Paris, Rocky Gerung Soroti Langkah Ubedilah

"Headline kita tuh bukan headline keakraban, nah itu headline negara itu menyebabkan kita tersisih dari keinginan untuk hidup bersama," terangnya.

Mendengar hal ini, Hersubeno Arief mengajak kepada sesama anak bangsa untuk tidak mudah dipecah belah.

Selain itu, narasi yang dicontohkan oleh Rocky Gerung menurutnya menjadi hegemoni makna terkait radikalisme.

"Tadinya konotasinya, kalau kita disebut radikal oleh Belanda (penjajah) itu positif ya," terangnya.

Baca Juga: Buka-bukaan Puji Sikap Politik Megawati kepada SBY, Rocky Gerung: Prinsip Berpolitik yang Kukuh

"Tapi kalau sekarang disebut radikalisme oleh pemerintah itu konotasinya jadi negatif, jadi sekali lagi kita betul-betul mengingatkan jangan mau dipecah belah," pungkasnya.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler