Tinjau Penyebab Banjir dan Longsor di Bogor, BNPB Temukan Banyak Tambang Ilegal

18 Januari 2020, 20:40 WIB
Tenda biru /Facebook.com/BNPB/

PIKIRAN RAKYAT - Pada 18 Januari 2020, Kepala BNPB Doni Monardo melakukan tinjauan terkait penyebab longsor dan Banjir.

Ia ditemani Dirjen Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wiranto dan Bupati Bogor Ade Yasin meninjau wilayah Kabupaten Bogor menggunakan helikopter.

Namun saat melakukan tinjauan tersebut, terlihat ratusan tambang emas ilegal atau gurandil yang tersebar di wilayah konservasi hulu Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Baca Juga: Masih dalam Tahap Pengujian, Kapal Selam Pertama Buatan Indonesia Dapat Bawa 45 Awak Kapal

Hal tersebut dibenarkan oleh Doni Monardo saat melakukan Konferensi Pers di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta di hari yang sama.

"Harus kita katakan apa adanya bahwa di bagian hulu Taman Nasional Halimun, ada ratusan bangunan tenda biru milik gurandil," ungkap Doni.

Gurandil ini merupakan istilah pondok-pondok pertambangan emas yang ilegal.

Banyaknya tambang ilegal yang berdiri diperkirakan menjadi salah satu pemicu dari kerusakan lingkungan.

Baca Juga: Bukan hanya karena Curah Hujan yang Tinggi, BNPB Ungkap Penyebab Banjir Awal Tahun 2020

Disebutkan bahwa pertambangan ilegal ini menjadi salah satu penyebab dari bencana longsor dan banjir di Kabupaten Lebak dan Bogor pada awal tahun 2020.

Dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari akun facebook resmi BNPB, bahwa penggunaan merkuri yang dipakai dalam aktivitas penambangan tersebut berbahaya.

Hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan dapat menimbulkan ancaman kesehatan bagi masyarakat.

Baca Juga: Viral Video Sungai di Sidoarjo Dipenuhi Limbah Busa, Munculkan Sindiran 'Negeri di Atas Awan' di Media Sosial

Dalam hal ini aspek sosial dan ekonomi para warga yang menjadi penambang akan ditingkatkan mata pencahariannya.

Hal ini dikarenakan agar mereka tidak kehilangan mata pencaharian jika sewaktu-waktu tambang tersebut dilakukan penutupan.

Hal ini juga bertujuan untuk tidak memunculkan masalah baru di kemudian hari.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Tags

Terkini

Terpopuler