Efektivitas Vaksin Covid-19 di Indonesia Perlu Dievaluasi, Epidemiolog: Peneliti BPOM Harus Mengumumkan Itu

8 Desember 2021, 08:18 WIB
Defirman Djafri selaku Epidemiolog dari Universitas Andalas ungkapkan perlu adanya evaluasi terhadap efektivitas vaksin Covid-19 /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.

PR TASIKMALAYA - Saat ini pemerintah telah gencar untuk melakukan suntik vaksin Covid-19.

Berbagai jenis vaksin Covid-19 telah tiba di Indonesia secara bertahap untuk menekan angka Covid-19.

Menurut Defirman Djafri selaku Epidemiolog dari Universitas Andalas perlu adanya evaluasi soal vaksin Covid-19.

Evaluasi dilakukan terkait seberapa besar efektivitas yang diberikan oleh vaksin Covid-19 yang saat ini tengah digunakan.

Baca Juga: ARMY Terkejut V BTS Lakukan Ini ke Jennie BLACKPINK usai Punya Akun Instagram, Apa Itu?

Menurutnya adanya vaksinasi Covid-19 menjadi ikhtiar yang harus dikejar.

"Menurut saya melihat fenomena yang terjadi, vaksin adalah sebuah ikhtiar yang harus kita kejar," kata Defirman Djafri dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara pada 7 Desember 2021.

Dirinya menyebutkan vaksinasi Covid-19 harus tetap dilakukan meskipun tidak diketahui apakan bisa menangkal varian baru.

Baca Juga: Lee Dae Hwi AB6IX dan Kang Hye Won Eks IZONE Menikah di 'My K-Star Family'

"Meskipun tidak ada jaminan bahwa apakah bisa menangkal varian baru ini. Jadi unpredictable variant apalagi yang akan muncul," jelasnya.

Defirman Djafri menuturkan perlunya evaluasi vaksin Covid-19 apakah masih memiliki efektivitas yang sama seperti sebelumnya atau tidak.

Evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui seberapa besar vaksin Covid-19 bisa melindungi dari varian baru yang akan muncul.

Baca Juga: Prediksi Manchester United vs Young Boys Liga Champions UEFA 9 Desember 2021: Debut Ralf Rangnick di Eropa

Selain itu evaluasi terhadap vaksin Covid-19 juga untuk membuktikan apakah kasus Covid-19 landai dan terkendali karena cakupan vaksinasi yang tinggi.

Atau kasus Covid-19 yang landai dan terkendali justru karena masyarakat Indonesia yang tidak sadar telah banyak terinfeksi Covid-19.

Karena ketidak sadarannya sehingga membentuk vaksin alami yang membuat sel memori mengikat virus yang masuk ke dalam tubuh sehingga kasus Covid-19 menjadi landai.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Libra, Scorpio dan Sagitarius pada Rabu, 8 Desember 2021

"Bisa saja orang terinfeksi secara alamiah, itu kan membentuk antibodi juga. Artinya antibodi terbentuk bukan karena divaksin tapi karena telah terinfeksi dan telah mengenal virus itu saat sembuh. Jadi itu juga tidak akan terinfeksi ke yang lain, itu menjadi pertanyaan besar," ungkapnya.

Defirman Djafri juga menyarankan kepada pemerintah untuk melakukan survei bukah hanya terkait kekebalan kelompok yang dicapai Indonesia.

Namun, survey untuk orang yang terinfeksi, orang yang memiliki kekebalan terhadap virus sampai virulensi dari virus corona itu menurun.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Rabu 8 Desember 2021: Sembuh dan Bisa Melihat Lagi, Nino Tuntut Hak Asuh Reyna

Selain itu dirinya mengungkapkan untuk melakukan survey yang menjawab apakan kasus Covid-19 terkendali karena protokol kesehatan.

Atau karena adanya intervensi pembatasan yang telah diterapkan dan terbukti efektif menekan kasus Covid-19.

Epidemiolog Universitas Andalas tersebut meminta agar pemerintah melakukan evaluasi serta mengumumkan data tersebut kepada masyarakat.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Liga Champions Eropa: AC Milan Gagal Lolos Usai Dipermalukan Liverpool

Hal tersebut dilakukan agar tidak ada konspirasi atau pertanyaan di masyarakat agar memperjelas pemahaman kondisi Covid-19 di Indonesia.

"Harus terus dievaluasi dan diumumkan, contoh Sinovac itu efektivitas untuk Indonesia bersama, AstraZeneca berapa, Moderna berapa," tuturnya.

"Peneliti BPOM harus mengumumkan itu termasuk survey tadi. Jadi memang harus diperhatikan," tegas Defirman Djafri.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler