Pasokan Daging Ayam Melimpah, Fadli Zon Kritisi Nasib Peternak Kecil yang Kian Merana

30 April 2021, 13:08 WIB
Fadli Zon mengkritisi nasib peternak kecil yang dinilainya kian merasa, meski pasokan daging ayam menurut HKTI melimpah.* /instagram.com/@fadlizon

PR TASIKMALAYA - Politisi asal Partai Gerindra Fadli Zon, mengkritisi surplus neraca produksi unggas, salah satunya daging ayam yang tidak membuat nasib para petani membaik justru malah merana.

Menurut Fadli Zon, surplus neraca produksi unggas (daging ayam dan sebagainya) patut disyukuri, karena akhirnya Indonesia tak perlu impor daging ayam.

“Namun, disisi lain angka surplus yang besar juga perlu diberi catatan karena bisa jadi persoalan di baliknya,” tutur Fadli Zon dalam cuitannya di Twitter yang dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Jakarta, Jumat 30 April 2021.

Baca Juga: Tak Sengaja Tangkap Momen Nagita Slavina yang Menangis di Lokasi Syuting, Baim Wong: Kenapa Dia?

Berdasarkan pantauan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), lanjut Fadli Zon, kondisi melimpahnya pasokan daging ayam atau surplus produksi unggas ini justru membuat peternak kecil paling terpukul, karena kondisi tersebut membuat harga ayam terus tertekan.

“Kalau bicara harga ayam, jangan melihat harga daging ayam di pasar tradisional atau pasar modern. Sebab pasti mahal,” sambungnya.

Tetapi, menurutnya, lihatlah berapa harga ayam di kandang atau farm gate yang diterima oleh para peternak. Harganya sudah pasti di bawah harga pasar.

Baca Juga: Sulis Menangis, Iis Dahlia Emosi Berdebat dengan Pasha Ungu Hingga Tinggalkan Panggung

Fadli Zon mengkritisi nasib peternak kecil yang dinilainya kian merasa, meski pasokan daging ayam menurut HKTI melimpah.* /Tangkapan layar Twitter @fadlizon

Ironisnya, kara Fadli Zon, murahnya harga ayam dari peternak ini berbanding terbalik dengan mahalnya biaya produksi yang harus dikeluarkan, dibayarkan oleh para peternak kecil ini.

Seperti harga Day Old Chicken (DOC) atau bibit ayam yang harganya sangat mahal dan terkadang pasokannya terbatas.

“Tiap tahun bahkan selalu terjadi kekurangan DOC, yang membuat harganya bisa mencapai Rp7.000 per ekor. Ini terjadi akibat buruknya manajemen stok pemerintah,” keluhnya.

Baca Juga: Putri Delina Akui Takut Sule dan Lebih Memilih Nathalie Holscher untuk Hal ini: Nggak Berani

Tak berbeda dengan DOC, kata Anggota DPR RI itu, harga pakannya pun sangat mahal. Akibatnya, dipastikan biaya produksi peternak juga tinggi.

Sementara itu, harga jual farm gate yang diterima peternak justru rendah. Alhasil para peternak kecil justru merugi bukan untung.

“Tiga masalah ini yaitu, ketersedian dan harga DOC, pakan, dan harga jual (farm gate) harus dicarikan solusi permanennya agar tidak terus berulang setiap tahun,” jelasnya.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Vaksinasi Covid-19 Saat Haid Bisa Turunkan Imun?

Oleh karena itu, kata Fadli Zon, Indonesia perlu grand design di sektor perunggasan untuk melindungi para peternak ayam, dan ekosistem bisnis para peternak tetap kondusif serta produksinya bisa berkelanjutan.

“Kebutuhan grand design perunggasan nasional ini cukup mendesak,” tegas Fadli Zon.

Jika tidak segera disusun, menurutnya, usaha peternakan ayam akan semakin terpuruk dan daging ayam impor akan segera membanjiri Indonesia.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Twitter @fadlizon

Tags

Terkini

Terpopuler