PR TASIKMALAYA – Teddy Gusnaidi menyoroti sikap penguasa terhadap penceramah yang dinilai “barbar”.
Menurut Teddy Gusnaidi pembiaran penceramah “barbar” berkaitan dengan suara di pemilihan umum (Pemilu).
Sehingga Teddy Gusnaidi menyimpulkan bahwa pembiaran penceramah “barbar” sebagai investasi politik.
Baca Juga: Teddy Gusnaidi Sindir KPK Lewat Balasan Pantun, Sebut Tidak Punya Nyali ke DKI
Hal ini disampaikan Teddy Gusnaidi dalam cuitan Twitter @TeddyGusnaidi pada Senin, 19 April 2021.
“Kenapa para penceramah barbar terus dibiarkan penguasa?,” tanya Teddy Gusnaidi seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Twitter @TeddyGusnaidi.
Sedangkan menurut politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini bahwa bisa saja mereka ditangkap.
Tapi saat ini menurut Teddy Gusnaidi terkesan adanya pembiaran yang terjadi.
“Padahal ini mudah dan secara hukum sudah layak di eksekusi,” tulis Teddy Gusnaidi.
Maka dari itu Teddy Gusnaidi dengan berani menegaskan bahwa mereka bisa jadi bahan investasi politik.
“Ya karena mereka memikirkan investasi politik kedepan,” kata Teddy Gusnaidi.
“Takut nanti suara pendukung penceramah “barbar” tidak memilih mereka,” tambahnya.
Penguasa dinilai mengantisipasi kehilangan suara dalam pemilihan umum (pemilu).
Baca Juga: Ramal Isu Keretakan Hubungan Nathalie Holscher dan Sule, Denny Darko: Netizen Tahan Diri
“Baik untuk di Pilkada, Pileg maupun Pilpres,” ujar Teddy Gusnaidi.
Pernyataan Teddy Gusnaidi ini seakan ingin menunjukan salah satu alasan penceramah “barbar” atau bahkan dianggap intoleran masih ada.
***