Sebut Pernyataan Moeldoko Soal Ideologi Demokrat Opini Sesat, Christ Wamea: Sejak Berdiri Nasionalis-Religius

29 Maret 2021, 18:05 WIB
Tokoh Papua, Christ Wamea menanggapi pernyataan KSP Moledoko terkait pertarungan ideologi di Demokrat sebagai opini sesat.* //Twitter.com/@PutraWadapi

PR TASIKMALAYA- Pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) yang juga merupakan Ketua Umum Demokrat versi KLB Moeldoko terkait ada pertarungan ideologi di Demokrat, turut ditanggapi oleh Tokoh Papua Christ Wamea.

Christ Wamea, dalam unggahan di akun media sosial Twitter miliknya, ia menuliskan bahwa sejak didirikan, ideologi Demokrat adalah Nasionalis-Religius.

Lebih lanjut, Christ Wamea pun mengatakan selama 20 tahun berkarya, ideologi Demokrat selalu memegang teguh nilai-nilai keagamaan dan terus mendorong nilai toleransi.

Baca Juga: Preview Matchday 2 Grup D Piala Menpora 2021: Persita Tangerang vs Persib Bandung

Seperti diketahui, selain Christ Wamea, sejumlah kader Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun turut menanggapi pernyataan Moeldoko tersebut.

Sebelumnya, dalam kemunculan perdananya sejak gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Jumat, 5 Maret 2021 lalu, Moeldoko, melalui akun media sosial Instagramnya memberikan sejumlah pernyataan terkait Demokrat.

Selain menjelaskan perihal alasan dirinya menerima pinangan di Demokrat versi KLB, Moeldoko pun menyatakan bahwa ada pertarung ideologi di tubuh Demokrat.

Baca Juga: Rachland Nashidik: Seharusnya Karir Moeldoko sudah Berakhir sejak Terlibat dalam Operasi Sajadah Tahun 2011

Hal itu sontak membuat sejumlah kader Demokrat kubu AHY bereaksi.

Sebagaimana diberitakan Depok.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Minta Moeldoko Tak Beropini Sesat Soal Ideologi Demokrat, Christ: Memalukan, Sejak Awal PD Hormati Nilai Agama", Christ Wamea pun turut menyoroti pernyataan Moeldoko tersebut.

"Sejak didirikan ideologi Demokrat adlh 'Nasionalis Religius'," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: Andi Arief: Pak Moeldoko Sudah Pasang Kuda-kuda Mau 'Cuci Tangan'

Menurutnya, partai yang kini dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketum selalu menghormati nilai-nilai keagamaan, salah satunya adalah dengan menjunjung tinggi toleransi dalam beragama.

"Selama 20 tahun berkarya membangun bangsa ini Demokrat sangat menghormati nilai-nilai keagamaan dan terus mendorong toleransi beragama dalam keberagaman," tutur Christ Wamea menambahkan.

Ia lantas mewanti-wanti agar Moeldoko yang mengklaim dirinya didaulat untuk menyelamatkan Partai Demokrat, sekaligus bangsa dan negara, tidak melontarkan opini yang sesat terkait partai tersebut.

Baca Juga: Moeldoko Sebut Pertarungan Ideologis, Jansen Sitindaon: Lebih Baik Cari Partai yang Lain Anda Kenali Pak Mul

"Jadi jangan Moeldoko beropini sesat dipublik tentang ideologi demokrat. Memalukan," katanya mengakhiri.

Diberitakan sebelumnya, Moeldoko menjelaskan alasan dirinya menerima pinangan para penggagas KLB untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, ia mengklaim bahwa dirinya didaulat untuk memimpin partai politik tersebut.

Baca Juga: Kecam Aksi Teror di Makassar, AM Hendropriyono: Pelaku Bom Bunuh Diri Melanggar 2 Etika Sekaligus

"Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat, dan kekisruhan sudah terjadi. Arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat. Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024," ujar Moeldoko.

Menurutnya pertarungan ideologi ini bisa menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia emas pada 2045.

Selain itu, mantan Panglima TNI itu mengatakan bahwa dengan dirinya memimpin Partai Demokrat, hal tersebut tak hanya bisa menyelamatkan partai tersebut, tetapi juga bisa menyelamatkan bangsa dan negara.

Baca Juga: Tidak Hanya di Makassar, 2 Orang Anggota JAD Ditangkap di NTB Diduga Teroris

"Untuk itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat," tuturnya menjelaskan.

Namun, lanjut Moeldoko, ia terlebih dahulu menanyakan tiga pertanyaan kepada pihak yang meminangnya menjadi ketum Partai Demokrat tersebut.

"Apakah KLB ini sesuai dengan AD/ART? Pertanyaan yang kedua, seberapa serius kader Demokrat meminta saya memimpin partai ini? Dan yang ketiga adalah bersediakah kader Demokrat bekerja keras dengan integritas demi Merah Putih di atas kepentingan pribadi dan golongan? Dan semua pertanyaan itu dijawab oleh peserta KLB dengan gemuruh," ujar Moeldoko.*** (Annisa.Fauziah/Depok.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler