Megawati Heran Kedaulatan Pangan RI Tak Ada, Rizal Ramli: Nasionalisme Modal Retorika, Tak Bawa Rakyat Makmmur

25 Maret 2021, 19:00 WIB
Ekonom Senior Rizal Ramli berikan tanggapan pada Megawati yang sebut tak ada kedaulatan pangan di Indonesia.* /Instagram.com/@rizalramli.official

PR TASIKMALAYA- Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tampaknya memberikan pernyataan terkait pemerintah Indonesia yang kerap kali melakukan impor terutama di bidang pangan.

Melalui tulisan yang diunggahnya di akun media sosial Facebook PDIP, Megawati menyebutkan bahwa Indonesia yang merupakan negara kaya raya harusnya mementingkan kedaulatan pangan, bukan terus memikirkan soal ketahanan pangan.

Lebih lanjut, dituturkan Megawati, ia mengaku heran dengan kondisi Indonesia saat ini, hal itu lantaran banyak orang-orang pintar di negara ini, tetapi tidak ada yang menyatukan pikiran untuk membangun negara ini dengan kedaulatan pangan.

Baca Juga: Bukan Ketahanan Pangan, Megawati: Kita harus Berpikir Kedaulatan Pangan

Seperti diketahui, pemerintah saat ini, kerap kali melakukan impor demi memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Sebagaimana wacana yang baru-baru ini menuai banyak pertentangan terkait impor beras hingga 1 juta ton disaat kondisi petani yang akan mengalami musim panen raya.

Sebagaimana diberitakan Depok.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Megawati Heran Tak Ada Kedaulatan Pangan di RI, Rizal Ramli: Wong Tinggal Minta Jokowi Pecat Menteri Pro Impor", Megawati memberikan tanggapannya dalam akun media sosial.

Baca Juga: Megawati Bicara Kedaulatan Pangan, Rizal Ramli: Minta Jokowi Pecat Menteri Pro Impor

“Mengapa negara yang begini kaya raya, dengan begitu banyak orang pintar, tidak menyatukan pikiran dan fokus pada satu arah untuk membangun negara ini dengan kedaulatan pangan,” kata Megawati seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Facebook PDI Perjuangan.

Lantas pernyataan yang disampaikan Megawati itu dikomentari oleh ekonom senior Indonesia, Rizal Ramli melalui akun Twitter pribadinya @RamliRizal pada Kamis, 25 Maret 2021.

Rizal Ramli mengatakan jika Megawati menunjukkan sikap nasionalisme-nya hanya dengan kata-kata romantika, maka akan sia-sia karena tidak akan membawa perubahan apapun ke rakyat.

Baca Juga: Rawan Dipalsukan! Berikut Cara Pastikan Keaslian Buku Nikah, Salah Satunya Scan QR Code

Menurut Rizal Ramli, langkah tepat yang bisa dilakukan Megawati dalam keresahan kedaulatan pangan ini adalah meminta Presiden Jokowi untuk memecat para Menteri yang pro impor bahan pangan.

Mbak Mega,, kok doyan banget pake bahasa2 slogan gitu ? Wong tinggal minta @jokowi utk pecat Menteri Pro-Impor dan Pencari Rente. Hapus sistem Quota impor dgn tariff," ujar Rizal Ramli melalui akun Twitter @RamliRizal.

"Nasionalisme klo modalnya romantika dan rhetorika doang, tidak akan membawa kemakmuran rakyat,” imbuhnya.

Baca Juga: Sebut Gugatan Jhoni Allen Prematur, Kuasa Hukum Demokrat: Keberatan Pemecatan Harus ke Mahkamah Partai

Sebagai informasi, pernyataan Megawati soal kedaulatan pangan disampaikan ketika PDI Perjuangan meluncurkan buku "Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam" pada Rabu kemarin.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan buku itu akan menjadi panduan seluruh kadernya dalam membangun kultur partai merawat sungai, membersihkan lingkungan, dan menanam tanaman.

Hasto juga menilai buku tersebut sebagai gambaran perhatian Megawati yang begitu besar terhadap gerak menjaga lingkungan hidup.

Baca Juga: Simak! Kemenag RI Jelaskan Regulasi Baru JFPA Guna Tingkatkan Kualitas Bimbingan Agama

Lebih lanjut, PDI Perjuangan menyadari Indonesia begitu kaya dengan keanekaragaman makanan sehingga bisa berdikari dalam kebutuhan pangan rakyat Indonesia.

Hasto Kristiyanto juga menerangkan terkait impor beras yang belakangan ini ramai diperbincangkan. Menurutnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi harus memahami keanekaragaman pangan di Indonesia.

"Tindakan impor beras yang dilakukan sepihak oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi lahir dari kalkulasi pragmatis. Seorang menteri harus memahami keanekaragaman pangan, dan berpikir bagaimana Indonesia bisa mengekspor pangan, bukan sebaliknya," tutur Hasto Kristiyanto seperti dikutip dari Antara.***(Sitiana Nurhasanah/Depok.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler