PR TASIKMALAYA – Eks Sekretaris Kabinet Dipo Alam ungkap pernah berharap KSP Moeldoko menjaga adab kekeluargaan TNI.
Harapan itu disampaikan oleh Dipo Alam secara tidak langsung kepada Moeldoko saat memberikan ucapan selamat setelah dilantik menjadi Panglima TNI.
Dipo Alam menjabat sebagai Sekretaris Kabinet pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sedangkan sosok Moeldoko sendiri dilantik menjadi Panglima TNI oleh SBY.
Baca Juga: Sebut Jokowi Happy Soal Moeldoko di Demokrat, Rocky Gerung: Mahfud Sering Menggampangkan Persoalan
Sehingga, keduanya sempat bekerja di bawah kepemimpinan Presiden SBY.
“Ketika dilantik oleh Presiden SBY di Istana, saya selamati Panglima TNI Moeldoko,” cuit Dipo Alam, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Twitter @dipoalam pada Jumat, 12 Maret 2021.
“Sambil pandang matanya: berharap adab kekeluargaan TNI dijaga dalam kepatutan, kekompakan, kesatuan dan kehormatan pada seniornya,” sambungnya.
Namun, Dipo Alam menyatakan hal itu telah pupus dan bertanya apakah itu karena hasrat kekuasaan kepada Moeldoko.
“Kini Pupus, tergoda oleh kekuasaan?” pungkas Dipo Alam.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Walikota Solo Gibran Rakabuming akan Bangun Disneyland di Surakarta?
Diketahui sebelumnya, Moeldoko saat ini tengah terlibat dalam kasus upaya kudeta Partai Demokrat.
Di mana kedudukan Ketua Umum Partai Demokrat yang sah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berupaya diambil alih oleh Moeldoko.
Upaya pengambilalihan tersebut dilakukan melalui KLB yang digelar oleh sejumlah mantan kader Demokrat dan juga keterlibatan Moeldoko.
Baca Juga: Dipasangkan dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Susi Pudjiastuti Bereaksi: Mereka Punya Istri!
KLB tersebut menghasilkan ditetapkannya Moeldoko sebagai Ketua Umum menggantikan AHY.
Tetapi, Partai Demokrat yang sah menolak hasil KLB tersebut dan menyatakan KLB itu ilegal karena tidak sesuai aturan AD ART Partai.
Keduanya sebelumnya sama-sama pernah berada di institusi yang sama yaitu TNI, tetapi berbeda pangkat terakhir, Moeldoko Jenderal dan AHY Mayor.
Selain itu, upaya kudeta Demokrat oleh Moeldoko juga dianggap memalukan karena tidak menghormati SBY yang pernah melantiknya sebagai Panglima TNI.***