Kasus Covid-19 Diprediksi Akan Alami Lonjakan, Menkes Budi: Saya Ingatkan ke Presiden Jangan Panik

9 Februari 2021, 19:20 WIB
Menkes Budi Gunadi. //ANTARA FOTO

PR TASIKMALAYA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa dirinya sempat mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak panik apabila akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu ke depan.

Menkes Budi menyebut bahwa lonjakan kasus Covid-19 tersebut disebabkan oleh peningkatan pelaksanaan testing, tracing, dan treatment dalam skala regional hingga nasional yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

"Saya juga sudah ingatkan ke Bapak Presiden (Jokowi), ini terjadi di India, ini strategi di India yang akan terjadi nanti jumlah kasus akan naik karena akan lebih banyak yang terlihat," jelas Menkes Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa, 9 Februari 2021 sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman PMJ News.

Baca Juga: Sampaikan Kabar Gembira dan Duka, Ali Mochtar Ngabalin: Ustaz Maaher, Saya Telah Maafkan Semua Khilafnya

"(Bahkan) saya bilang ke Presiden (Jokowi), saya juga ingin meng-update di forum terhormat ini, bapak ibu tak usah panik," sambung Menkes Budi.  

Lebih lanjut, Menkes Budi mengungkapkan bahwa langkah meningkatkan 3T tersebut merupakan upaya yang harus Ia lakukan saat ini untuk melihat angka penyebaran kasus Covid-19 sesuai fakta di lapangan.

Bahkan, dengan upaya tersebut, Menkes Budi mengklaim bahwa strategi ini adalah yang paling tepat untuk dilakukan.

"Lebih banyak lihat riilnya seperti apa, sehingga strategi kita benar, daripada kita melihat seakan-akan hanya sedikit kita senang. Padahal kenyataannya jauh lebih banyak, sehingga langkah kita salah," tuturnya.

Baca Juga: Jangan Salah, Inilah Perbedaan Zonasi Warna pada PPKM Mikro Tingkat RT/RW Guna Cegah Penyebaran Covid-19 

Dalam kesempatan tersebut, Menkes Budi turut menyampaikan permintaannya kepada Komisi IX DPR RI untuk turut membantu Kemenkes dalam meredam kepanikan publik jika seandainya kasus penyebaran Covid-19 akan benar-benar mengalami lonjakan.

"Kalau ternyata naik, tolong dibantu meredam kepanikan karena ini cara kita agar bisa mengidentifikasi secara benar orang terkena ada di mana," ujarnya.

Sebelumnya, Wamenkes Dante Saksono Harbuwono memprediksi angka kasus positif Covid-19 di Indonesia bisa mencapai 1,7 juta pada akhir 2021.

Prediksi tersebut dikalkulasikan berdasar pada kondisi penambahan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: Simak! Berikut Daftar Wilayah Prioritas yang Berlakukan PPKM Mikro, Tempatmu Salah Satunya?

"Perhitungannya untuk tahun 2021 ini, kami melihat mungkin perkiraan total kasus positif itu ada sekitar 1,7 juta kasus di tahun 2021," terang Dante.

Selain itu, polemik keterangan Luhut Binsar pandjaitan soal 2 juta data kasus yang belum di entry juga telah membingungkan masyarakat karena beberapa pihak mengartikan jumlah data tersebut merupakan jumlah kasus yang ditutupi kemenkes sehingga data kasus Covid-19 yang sesungguhnya justru lebih mengejutkan.

Terkait hal tersebut, Jubir Kemenko Marves Jodi Mahardi menyebut, dua juta sebagaimana dimaksud, bukanlah data kasus positif yang ditutupi, namun justru kasus-kasus negatif yang belum terlaporkan.

Baca Juga: Singgung Kasus Jiwasraya, Anggota Komisi VI DPR: Sita Harta Pelaku dan Kembalikan ke Negara!

Hal itu disebabkan karena selama ini banyak laboratorium yang cenderung lebih dahulu melaporkan kasus positif agar segera mendapat penanganan, sehingga data kasus negatif tertunda untuk dilaporkan.

Sehingga, Ia kini meluruskan apa yang dimaksud Menko Luhut akan berpengaruh pada positivity rate adalah dua juta data tersebut justru akan membuat angka positivity rate menurun, bukan meningkat. ***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler