Warganet Ramai Membicarakan Vaksinasi Jokowi Harus Diulang, ini Penjelasan Prof. Zubairi Djoerban!

19 Januari 2021, 11:45 WIB
Joko WIdodo (Jokowi) saat vaksinasi Covid-19 di Istana Negara . /Instagram.com/@nah.project

PR TASIKMALAYA – Warganet Indonesia kini diramaikan dengan beredarnya pesan di media sosial dan WhatsApp Group (WAG).

Pesan itu memberitakan bahwa vaksinasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal, dan harus diulang.

Menanggapi hal tersebut Prof. Zubairi Djoerban selaku dokter spesialis dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), menjelaskan perihal tersebut melalui cuitan di akun Twitter pribadinya.

Baca Juga: Sebut Rizieq Shihab Beri Pesan Tak Biasa, Ferdinand: Ternyata Hidup di Penjara Bisa Mengubah Orang

“Selain Kristen Gray, yang meresahkan lagi adalah beredarnya pesan berantai di media sosial dan WAG tentang vaksinasi @jokowi yang dianggap gagal dan harus diulang,” pungkasnya seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com yang dikutip pada Selasa, 19 Januari 2021.

Tangkapan layar unggahan Prof. Zubairi. /@ProfesorZubairi

Persoalan dimulai ketika seorang dokter di Cirebon yang membahas terkait dengan injeksi vaksin Sinovac.

“Duduk persoalan isu ini dimulai dari pesan seorang dokter di Cirebon yang menyatakan injeksi vaksin Sinovac seharusnya intramuskular (menembus otot) sehingga penyuntikannya harus dilakukan dengan tegak lurus (90 derajat),” pungkasnya.

Bahkan di dalam berita yang beredar tersebut, dokter asal Cirebon mengatakan bahwa vaksin yang diterima Jokowi tidak menembus otot, karena tidak 90 derajat.

Baca Juga: Munarman Sebut Blokir Rekening FPI Picu Rush Money, Ferdinand: Bangsa ini Senang atas Pembubaran FPI

Sehingga, vaksin yang diterima Jokowi tidak masuk ke dalam darah. Namun, Prof. Zubairi membantah pernyataan tersebut.

“Jawabannya tidak benar. Sebab, menyuntik itu tidak harus tegak lurus dengan cara intramuskular. Itu pemahaman lama alias using dan jelas sekali kepustakaannya. Bisa Anda lihat di penelitian berjudul ‘Mitos Injeksi Intramuskular Sudut 90 Derajat’,” jelas Prof. Zubairi.

Penelitian terkait injeksi tersebut ditulis oleh DL katsma dan R katsma, yang diterbitkan di National library of Medicine pada edisi Januari-Februari 2000.

“Intinya, persyaratan sudut 90 derajat untuk injeksi intramuskular itu tidak realistis,” tegas Prof. Zubairi.

Baca Juga: Mengalami Keresahan Lakukan Segala Hal? ini Pesan Ustadz Hanan Attaki

Mengapa tidak realistis? Karena trigonometri menunjukkan suntikan yang diberikan pada 72 derajat. 

Hasilnya itu mencapai 95 persen dari kedalaman suntikan yang diberikan pada derajat 90.

“Artinya apa yang dilakukan Profesor Abdul Muthalib (dokter yang menyuntik vaksin Covid-19 kepada Jokowi) sudah benar, tidak diragukan,” tegasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler