Bongkar Habis Tujuan Besar Teroris di Indonesia, Ali Imron: Mereka akan Jalankan Jihad Kapanpun

1 Desember 2020, 08:40 WIB
Ilustrasi terorisme. /kalhh/Pixabay

PR TASIKMALAYA – Baru-baru ini Ali Imron selaku terpidana kasus terorisme membongkar habis tujuan besar teroris yang ada di Indonesia.

Menurutnya, teroris di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu teroris yang berafiliasi dengan Al Qaeda dan yang kedua yang berafiliasi dengan ISIS.

“Kalau membicarakan masalah teroris, kita harus tahu sekarang ini bahwa teroris itu dibagi berapa toh? Sekarang ini kalau saya simpulkan bahwa teroris siapa mereka dibagi dua,” pungkasnya seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari saluran Youtube Indonesia lawyers Club.

Baca Juga: Yoona SNSD Siap Bintangi Drama 'Hush', Berkisah Soal Realitas Wartawan Surat Kabar di Korea

“Yaitu teroris yang sama afiliasinya sama dengan Al Qaeda, yang satu lagi sama afiliasinya sama dengan ISIS,” lanjutnya.

Selanjutnya, Ali Imron menjelaskan dua tujuan besar teroris di Indonesia, yang inti dari dua tujuan tersebut untuk membangun negara Islam bagaimana pun caranya.

“Tujuan utama, pertama mendirikan negara Islam atau khilafah. Kedua, melaksanakan kewajiban jihad fii sabilillah. Jangka panjangnya adalah mendirikan negara khilafah atau negara Islam,” pungkasnya.

Ali Imron juga menjelaskan bagaimana pemahaman kelompok teroris untuk mewujudkan negara Islam atau negara khilafah.

Baca Juga: Hubungan Semakin Buruk, Australia Marah Besar terhadap Tiongkok: itu Penghinaan yang 'Menjijikan'

“Hubungannya negara Islam dan khilafah jalannya sama, tidak mungkin mendirikan negara Islam tanpa jihad atau perang,” bebernya.

Selain itu, perjuangan kelompok teroris juga sama yaitu akan melakukan jihad atau perang untuk mewujudkan negara Islam.

“Oleh karena itu, mereka akan melaksanakan jihad sampai kapanpun dan dimanapun. Kalau ingin mendirikan negara Islam di NKRI, pasti berbenturan di NKRI. Oleh karena itu, harus ada aqidah ke arah itu,” jelasnya.

Berdasarkan penjelasannya, kelompok teroris juga memiliki dua tingkatan pemahaman yang berbeda.

Baca Juga: Organisasi Terlarang Jamaah Islamiyah Masih Memiliki Kekuatan Militer, Polri: Korban JI 2.000 Orang

“Yang paling radikal, teroris yang memiliki pemahaman. Indonesia ini tidak 100 persen Islam, tapi berdasarkan UUD 1945. Makanya siapa yang jadi pejabat di situ, yang Muslim thogut yang non Muslim disebutnya kafir,” jelasnya.

“Ini yang paling radikal. Ada yang paling ringan tingkat radikalnya, yaitu di antaranya memiliki pemahaman bahwa meski NKRI ini tidak berdasarkan Islam 100 persen, tapi yang Muslim statusnya fasik padahal mereka tahu,” lanjutnya.

Ali Imron juga mengatakan, jika kelompoknya memiliki pemahaman pertama, maka sudah banyak korban nyawa yang berjatuhan.

“Kalau kami punya pemahaman ke satu, kami sudah kafirkan semua. Sudah banyak bergelimangan sejak saya pulang dari Afganistan sejak tahun 1996,” tandasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: YouTube Indonesia Lawyers Club

Tags

Terkini

Terpopuler