Disebabkan Gigitan Nyamuk, Waspada Penyebaran Nyamuk Penyebab Chikungunya

- 10 Juni 2020, 18:00 WIB
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi.*
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi.* //KP/ ARIS MF

PR TASIKMALAYA - Munculnya 90 warga yang terkena serangan penyakit Chikungunya di Kampung/Dusun Bongas, Desa Sukakarsa, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya menjadi warning bagi pemerintah daerah Kabupaten Tasikmalaya.

Pasalnya, saat ini yang perlu diwaspadai bukan hanya penyebaran Covid-19, akan tetapi juga penyakit Cikungunya. Pasalnya kasus penyakit yang disebakan oleh gigitan nyamuk  ini ternyata menunjukan lonjakan angka yang cukup tinggi.

Baca Juga: Antisipasi Covid -19, Dinkes Kota Tasikmalaya Gelar Rapid Test Massal di Pasar Pancasila

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi, saat ini memang untuk kasus Cikungunya terbilang tinggi.

Bahkan kasusnya tersebar di hampir diseluruh Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Sebab selain di Kecamatan Sukarame, pihaknya pun telah menemukan kasus serupa di Kecamatan Cikatomas.

"Sebelum di Kecamatan Sukarame, kita temukan kasus Chikungunya di Kecamatan Cikatomas," ujar Atang, Rabu 10 Juni 2020.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Dorce Gamalama Resmi Jadi Sopir Pribadi Raffi Ahmad

Menurutnya, sampai hari ini dinkes belum memiliki data secara real mengeni masyarakat yang terjangkit virus cikungunyah itu.

Pasalnya ia berkilah kasusnya baru mucul saat ini, kamrin-kamarin tidak ada. Sehingga, kata Atang, data dari setiap puskemas belum masuk.

"Untuk Kecamatan Sukarame sendiri hanya 17 orang. Informasi yang 90 orang saat ini sudah berangsur sembuh," katanya.

Baca Juga: Kolom Komentar Dinonaktifkan, YouTube Deteksi Vlog Milik Park Bo Young Sebagai Video Anak

Untuk penaganan sendiri, ketika mucul kasus Dinkes melaksanakan koordinasi dan survelent epidemiologi barkaitan dengan chikungunya.

Sehingga pihaknya berkoordinasikan dengan petugas puskesmas agar datanya akurat. Sehingga nantinya dilakukan pengkajian agar ada estimasi kebutuhanya, seperti dilakukan foging atau tidak.

Tamabah dia, cikungunya itu penyebaranya melalui nyamuk, sama halnya dengan DBD. Namun tidak sampai meninggal dunia orang yang dijangkitnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Sebuah Penelitian Ungkap Telan Sperma Dapat Sembuhkan Pasien Covid-19?

Atang menambahkan, nyamuk cikungunya ini banyak ditemukan didaerah kumuh, banyak genagan air berlokasi dipinggiran.

"Efeknya hanya sakit pada sendi, terkadang tidak bisa digerakan. Dan efeknya sakitnya bisa 3-7 hari," kata Atang.

Lanjutnya, penyakit cikungunya ini dalam satu tahun ini terjadi 3-5 kali. Dengan itu pemerintah terus melakukan upaya-upaya pencegahan.

Baca Juga: Era New Normal, KA Reguler akan Dioperasikan Kembali Secara Bertahap

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x