Libatkan Tiga Perusahaan dari Jepang, Workshop Penyusunan KTSP SMKN 2 Tasik Digelar secara Online

- 15 Mei 2020, 10:07 WIB
Mr. Katumi Ogawa Consultant Mino Industry salah satu perusahaan Jepang yang ikut serta dalam kegiatan Workshop Penyusunan KTSP secara online SMKN 2 Kota Tasikmalaya.*
Mr. Katumi Ogawa Consultant Mino Industry salah satu perusahaan Jepang yang ikut serta dalam kegiatan Workshop Penyusunan KTSP secara online SMKN 2 Kota Tasikmalaya.* //Asep MS/KP

PIKIRAN RAKYAT - SMKN 2 Tasikmalaya menggelar kegiatan workshop Penyusunan KTSP, Penyusunan Teaching Material dan Penilaian secara virtual (online).

Dalam kegiatan tersebut, pihak panitia melibatkan direktorat SMK, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, KCD Wilayah XII, serta pengawas pembina termasuk dari DU/DI (PT. Pertamina, PT. Astra Daihatsu Motor).

Menariknya, kegiatan yang digelar selama empat hari mulai Senin, 11 Mei hingga Kamis, 14 Mei 2020 tersebut, juga melibatkan sejumlah perusahaan dari Jepang, seperti dari Teknia.Co.Ltd, NPO Kanken Network dan Mino Industri.

Baca Juga: Isyaratkan Putus Hubungan dengan Tiongkok, Trump Enggan Bicara dengan Xi Jinping

Mereka memberikan pemaparan langsung dari Jepang melalui konferensi video terkait keadaan atau gambaran perusahaan, kebutuhan tenaga kerja, serta menjalin hubungan kemitraan.

Salah satu perusahaan Jepang yang mengikuti kegiatan workshop secara online, perusahaan bernama Teknia.Co.Ltd., Mr. Kito Makoto selaku Vice President Teknia.Co.Ltd mengatakan, Teknia adalah perusahaan yang membuat manufaktur seperti mobil dan lainnya.

Di perusahaan Teknia ujar Mr Kito, terdapat pekerja-pekerja asing termasuk dari Indonesia, Brazil, dan Tiongkok.

Baca Juga: Penjualan Daging Babi di Majalengka Tidak Dilarang, Namun Beginilah Syaratnya

Tenaga kerja yang dibutuhkan ujar dia, harus memiliki kemampuan soft skills yang bagus seperti memiliki mental yang tangguh, disiplin yang tinggi dan karakter yang kuat.

"Untuk kemampuan yang menyangkut pekerjaan di Teknia, dilaksanakan tahap persiapan atau training terlebih dahulu selama 1 atau 2 bulan," katanya.

Hal yang juga harus disiapkan lanjut dia, selain soft skills dan hard skills adalah kemampuan Bahasa Jepang.

Baca Juga: Terancam Kelaparan akibat Pandemi Covid-19, Dua Panda Raksasa Dipulangkan ke Tiongkok

"Peluang bekerja di Jepang bisa untuk laki-laki atau perempuan. Pada pelaksanaannya, beban kerja laki-laki dan perempuan dibedakan," ujarnya.

Direktur NPO Kanken Network, Mr. Kazuya Pocky Yamanouchi mengatakan, di Jepang tahun ini banyak bidang-bidang pekerjaan yang terdampak Covid-19.

Seperti perhotelan, restoran, industri manufaktur, penerbangan dan produk makanan dan minuman.

Baca Juga: Sita Perhatian Publik, Anggota DPR Komisi IX Ungkap Alasan Tetap Tolak Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

Sehingga kata dia, jika Covid-19 ini berakhir, maka semua bidang pekerjaan yang tadi, akan banyak membutuhkan tenaga kerja, karena secara umum tenaga kerja di Jepang kurang.

Termasuk tenaga yang cenderung banyak dibutuhkan adalah untuk tenaga keperawatan dan kesehatan lainnya.

Selain kedua perusahaan Jepang diatas, perusahaan Jepang yang turut serta dalam workshop yaitu Mino Industry.

Baca Juga: Berjuang di Garda Terdepan Saat Pandemi, Pegawai NHS Justru Hadapi Pembekuan Gaji 2 Tahun

Konsultan Mino Industry, Mr. Katumi Ogawa mengatakan, pihaknya membutuhkan banyak tenaga kerja terutama lulusan SMK untuk ditempatkan di beberapa cabang.

"Tetapi diharapkan siswa yang akan bekerja di perusahaan Mino harus memiliki kemampuan Bahasa Jepang yang baik," katanya.

Sementara itu Kepala SMK Negeri 2 Tasikmalaya Dr. H. Wawan, S.Pd., M.M. mengatakan, workshop penyusunan KTSP Penguatan Teaching Material dan Penilaian merupakan aktivitas wajib yang setiap tahunnya dilaksanakan di SMKN 2 Tasikmakaya.

Baca Juga: Manfaat Lockdown Membuat Selandia Baru dan Thailand Kini Bersih dan Kasus Virus Corona

Wawan mengatakan, PBM tidak akan berjalan tanpa pembelajaran atau kurikulum yang baik dengan mengacu pada standar nasional, isi dan kompetensi yang nantinya terbentuk KTSP.

"Adapun tujuannya dibuat KTSP untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan kondisi, lingkungan dan peserta didik," ujar Wawan.

Lebih lanjut kata dia, penyusunan material teaching oleh semua guru termasuk modul, dan penilaian diharapkan menyesuaikan dengan kebutuhan industri sesuai dengan standar SKKNI.

Baca Juga: Gelombang Neon oleh Alga di California Jadikan Lautan Malam Bercahaya

"Guru yang mengajar mata pelajaran umum atau normatif adaptif itu harus terintegrasi dengan setiap program keahlian," ucapnya.***

 

Editor: Suci Nurzannah Efendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x