PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kota Tasikmalaya menjamin ketersediaan pangan akan aman hingga perayaan Idulfitri 1441 H.
Stok kebutuhan pokok dari mulai beras, sayur-mayur, telur, hingga daging di pasaran dinilai masih dapat memenuhi kebutuhan warga Kota Tasikmalaya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Tedi Setiadi mengatakan, ketersediaan pangan di Kota Tasikmalaya selama Ramdhan hingga Lebaran masih aman.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Tedi Setiadi mengatakan, ketersediaan pangan di Kota Tasikmalaya selama Ramdhan hingga Lebaran masih aman.
Baca Juga: Tersangkut Bambu di Sungai Ciliwung, Seorang Mayat Ditemukan dengan Kondisi Wajah Rusak dan Membusu
Tedi mengatakan, dari sisi harga pun berdasarkan hasil pengecekan ke sejumlah pasar terjadi penurunan harga kebutuhan pokok
"Harga sayuran menurun. Karena saat ini pasokan melimpah karena sedang masa panen, sementara yang membutuhkan sedikit," kata Tedi, Kamis 14 Mei 2020.
Tedi menilai, turunnya harga sayur mayur merupakan dampak dari pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Tasikmalaya.
"Harga sayuran menurun. Karena saat ini pasokan melimpah karena sedang masa panen, sementara yang membutuhkan sedikit," kata Tedi, Kamis 14 Mei 2020.
Tedi menilai, turunnya harga sayur mayur merupakan dampak dari pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Tasikmalaya.
Baca Juga: Kodim 0612 Tasikmalaya Serahkan Bantuan Ratusan APD Bagi Tenaga Medis di RSUD dr Soekardjo
Dimana ujarnya, sejak PSBB berlaku pada Rabu 6 Mei 2020, banyak rumah makan dan restoran yang tutup. Dengan begitu, kebutuhan masyarakat akan sayur mayur menjadi berkurang.
Namun, Tedi menambahkan, ada satu komoditas janis sayur mayur yang naik, yaitu bawang merah. Bawang merah yang normalnya dijual dengan harga Rp 25-28 ribu per kilogram saat ini meningkat menjadi Ro 35-48 per kilogram. Ia belum bisa memastikan penyebab harga bawang merah naik.
Namun, Tedi menambahkan, ada satu komoditas janis sayur mayur yang naik, yaitu bawang merah. Bawang merah yang normalnya dijual dengan harga Rp 25-28 ribu per kilogram saat ini meningkat menjadi Ro 35-48 per kilogram. Ia belum bisa memastikan penyebab harga bawang merah naik.
"Kita akan telusuri penyebab bawang naik. Apakah karena PSBB, atau kelangkaan, distribusi, atau lainnya," ujarnya.
Baca Juga: Sidak ke Pasar Cikurubuk, Tim Satgas Pangan Tasikmalaya Pastikan Pegadang Bebas dari Daging Babi
Sementara itu, Manager Asesmen Ekonomi dan Keuangan, Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Yuda Wirawan mengatakan, kondisi harga kebutuhan pokok di pasar-pasar Kota Tasikmalaya masih relatif stabil. Jika tak ada permintaan yang tiba-tiba melonjak, harga kebutuhan pokok akan terus stabil.
"Makanya kita terus ingatkan warga agar bijak dalam berbelanja dan tidak panic buying. Kalau panik, pasti harga akan melambung tinggi," kata Yuda.
Berdasarkan laporan inflasi Kota Tasikmalaya pada April 2020, tekanan inflasi dari sektor makanan berasal dari kenaikan harga bawang merah.
Sementara itu, Manager Asesmen Ekonomi dan Keuangan, Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Yuda Wirawan mengatakan, kondisi harga kebutuhan pokok di pasar-pasar Kota Tasikmalaya masih relatif stabil. Jika tak ada permintaan yang tiba-tiba melonjak, harga kebutuhan pokok akan terus stabil.
"Makanya kita terus ingatkan warga agar bijak dalam berbelanja dan tidak panic buying. Kalau panik, pasti harga akan melambung tinggi," kata Yuda.
Berdasarkan laporan inflasi Kota Tasikmalaya pada April 2020, tekanan inflasi dari sektor makanan berasal dari kenaikan harga bawang merah.
Baca Juga: Cek Fakta: Hacker Diklaim Kembali Sebarkan Film Biru dalam Pesan WhatsApp, Berikut Faktanya
Kenaikan harga itu memengaruhi insflasi sebesar 36,85 persen (mtm). Kenaikan harga bawang itu sejalan dengan kondisi nasional, lantaran adanya keterbatasan pasokan.
Selain harga bawang, harga gula pasir juga meningkat karena keterbatasan pasokan dari produksi tebu domestik.
Selain harga bawang, harga gula pasir juga meningkat karena keterbatasan pasokan dari produksi tebu domestik.
"Gula pasir memberikan andil 0,017 persen terhadap inflasi secara umum," katanya.***