BBWS Citanduy Tidak Membuahkan Hasil, Luapan Sungai Terus Terjadi dan Akibatkan Banjir di Kecamatan Sukaresik Tasikmalaya

- 23 Februari 2020, 10:47 WIB
BANJIR karena luapan sungai Citanduy, Tasikmalaya.*
BANJIR karena luapan sungai Citanduy, Tasikmalaya.* /Asep M S//

PIKIRAN RAKYAT - Banjir yang terjadi akibat hujan deras di Kabupaten Tasikmalaya, sejumlah titik pemukiman di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya juga digenangi banjir, Minggu 23 Februari 2020 pagi.

Hal tersebut diakibatkan oleh hujan deras mengguyur wilayah tersebut dan sekitarnya sejak Sabtu, 22 Februari 2020 sore, hingga Minggu pagi.

Banjir disebabkan naiknya debit air sungai, yakni Sungai Citanduy dan Cikidang. Selain merendam pemukiman, air juga menggenangi fasilitas umum seperti jalan, Masjid dan Puskesmas Pembantu (Pustu) serta hektaran area pertanian.

Baca Juga: Pencarian Berakhir, Seluruh Siswa SMPN 1 Turi Sleman Yogyakarta yang Hanyut di Sungai Sampor Telah Ditemukan

Salah seorang warga, Dodo Ajat Mustofa mengatakan hujan deras terjadi sejak Sabtu sore dan baru reda sekitar pukul 22.00 WIB. 

Hal tersebut mengakibatkan debit air di dua sungai yakni Citanduy dan Cikidang naik. Air meluap dan mulai menggenangi pemukiman di Dusun Cicalung dan Bojongsoban sejak Minggu dini hari.

"Air masuk ke rumah-rumah warga termasuk rumah saya. Beruntung, sebelum air masuk ke rumah, perabotan sudah diamankan dan keluarga sudah diungsikan," ucap Dodo.

Menurutnya, sejak hujan turun deras lebih dari dua jam, dirinya sudah siaga dan hati-hati. Karena seperti pengalaman sebelumnya diprediksi airnya bakal banjir.

Warga memang sudah bisa memprediksi bahwa hujan kali ini akan mengalami kebanjiran dan menerjang rumahnya. Apalagi, banjir ini sudah menjadi langganan setiap tahun terjadi di kampungnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 23 Februari 2020, Sagitarius Jangan Sesali yang Terjadi di Masa Lalu dan Scorpio Apa yang Diinginkan Sudah di Depan Mata

"Makanya tadi pas usai salat Magrib saya tidur, karena harus bangun tengah malam mengamankan barang-barang penting. Dan memang saya bangun jam 22.00 WIB hingga kini saya tak tidur lagi," tuturnya.

Dodo mengatakan dirinya mendahulukan evakuasi anak-anak, istri dan mertua ke tempat aman. Ia pun mengakui selama setahun kemarin tak kebanjiran, tapi untuk tahun ini sudah 2 kali kebanjiran dan air tak kunjung surut.

Selain curah hujan yang tinggi, banjir ini akibat pendangkalan Sungai Cikidang dan Citanduy. Akibatnya, ketika debit air naik selalu meluap dan menggenangi pemukiman.

Padahal, dulu ketika belum terjadi pendangkalan tidak pernah terjadi banjir. Sehingga ini pun harus dikeruk, agar tidak terus kebanjiran.

Hal yang sama dikatakan Kepala Desa Tanjungsari, Amas yang menyatakan bahwa wilayahnya sudah sejak lama setiap tahunnya langganan dilanda banjir.

Baca Juga: Akibat Hujan Deras, Sungai Citanduy Meluap dan Akibatkan Banjir di Ponpes Suryalaya Tasikmalaya

Tidak hanya melanda area pertanian, banjir juga merendam permukiman dan fasilitas umum lainnya. Hal tersebut mengakibatkan kerugian materi dan aktivitas warga terganggu.

Pemicu banjir yakni luapan dua sungai yang melintas di Desa Tanjungsari yakni Sungai Cikidang dan Citanduy. Persoalan itu membuat warga harus selalu waspada dan sibuk mengevakuasi harta bendanya.

Banjir semakin parah, karena terjadinya pendangkalan di kedua sungai tersebut. Sehingga setiap turun hujan air dengan cepat meluap.

Adapun upaya pemerintah pusat melalui BBWS Citanduy dengan membangun tanggul tidak membuahkan hasil.

Baca Juga: Nadiem Makarim Ucapkan Bela Sungkawa atas Kejadian Pramuka yang Berujung Maut di Yogyakarta

"Seperti inilah kondisi Desa Tanjungsari saat musim hujan. Konsisi hujan semakin tahun semakin parah. Namun upaya pemerintah untuk mengatasinya setengah hati," kata Kades Tanjungsari, Amas.

Menurutnya, selama ini pemerintah daerah hanya memberikan solusi pembangunan tanggul. Padahal luapan air itu, bukan hanya tingginya debit air saja, tetapi adanya tabrakan arus antara sungai Cikidang dan Citanduy serta terjadinya pendangkalan.

Sehingga selain tanggul, perlu adanya penyodetan sungai agar tidak terjadi tabrakan arus dan normalisasi atau pengerukan. Dengan demikian, diharapkan banjir bisa diminimalisir dan tidak merugikan warga, ungkapnya.*** 

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x