Akibat Hujan Deras, Sungai Citanduy Meluap dan Akibatkan Banjir di Ponpes Suryalaya Tasikmalaya

- 23 Februari 2020, 08:10 WIB
BANJIR di Suryalaya.*
BANJIR di Suryalaya.* /Aris Mohamad Fitrian//



PIKIRAN RAKYAT - Aliran Sungai Citanduy yang berhulu di wilayah Utara Kabupaten Tasikmalaya kembali meluap dan mengakibatkan banjir di wilayah Kecamatan Pageurageung.

Kali ini, luapan air bahkan sampai merendam komplek Pondok Pesantren Suryalaya, di Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya.

Akibatnya, puluhan rumah, asrama santri putri, akses jalan hingga kendaraan yang berada di komplek pesantren tersebut terendam. Ketinggian air beragam, yakni mencapai 60 cm hingga 1 meter.

Baca Juga: Nadiem Makarim Ucapkan Bela Sungkawa atas Kejadian Pramuka yang Berujung Maut di Yogyakarta

Meluapnya aliran sungai Citanduy diduga akibat hujan deras yang tiada henti mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu 22 februari 2020 sore hingga Minggu 23 februari 2020 dini. Hingga air mulai naik dan merendam kompleks pondok pesantren dan sekitarnya.

Pengurus Ponpen Suryalaya Riad Jamil mengatakan, jika banjir terjadi akibat hujan deras di wilayah Pagerageung dan di wilayah hulu Sungai Citanduy. Kondisi tersebut membuat debit air Sungai Citanduy meningkat dan meluap.

Sedikitnya 30 rumah dan asrama putri terendam banjir. Air masuk ke rumah dan merendam seisi rumah. Penghuni rumah tidak sempat mengevakuasi barang-barangnya, karena begitu cepat naik. Ketinggian air di dalam rumah diatas 50 Cm.

"Awalnya hujan deras tiada henti sejak Sabtu sore. Lantas sekitar jam 10 malam, air mulai meluap dan menggenangi komplek pondok pesantren," ujar Riad.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, Minggu 23 Februari 2020: Pagi Berawan, Mangkubumi dan Ciawi Hujan Seharian

Menurutnya, luapan sungai Citanduy sudah biasa namun tidak sampai menggenangi seperti saat ini. Sebab biasanya air hanya melintas dan cepat surut. Namun kali ini, air menggenang cukup lama hingga masuk ke rumah dan asrama di komplek pesantren.

Kondisi ini selain debit air tinggi, juga karena diprediksi warga akibat adanya pembangunan jembatan yang menyebabkan terjadinya penyempitan sungai. Celah pembuangan air kini dinilai lebih sempit dari ukuran sebelumnya.

Sementara itu, jajaran Muspika Pagerageung yang terjun ke lokasi banjir masih melakukan pemantauan. Sejauh ini belum ada data yang pasti terkait jumlah yang terendam dan kerugian yang diakibatkan banjir tersebut.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x