ak urung, kondisi tersebut menuai kekhawatiran Heni. Apalagi, hujan mulai mengguyur wilayah Kabupaten Tasikmalaya belakangan ini.
"Paur ka tengah jalan pas aya motor (takut baliho ambruk ke tengah jalan pas ada pengendara motor melintas)," tuturnya.
Baca Juga: Wartawan Bisa Gugat Perusahaan yang Beri Upah di Bawah UMK
Jika itu terjadi, kecelakaan motor lantaran pengendaraan tertimpa baliho tak terelakkan. Di sisi lain, beberapa baliho masih kuat berdiri karena bambu penyangganya dipaku di pohon.
Untuk urusan ini, baliho Didi Abdul Hadi cukup dominan dipasang dengan cara tersebut. Setidaknya, ada dua baliho Didi yang kerangka bambu penyangganya terlihat dipaku di pohon masing-masing di kawasan pertigaan Rancasanam, Desa/Kecamatan Cisayong dan Padakembang.
Praktik pemasangan serupa tampak pada baliho Cep Zam Zam di kawasan Desa Cilampunghilir, Kecamatan Padakembang.
Baca Juga: Petugas BNN Sempat Dicurigai Sebagai Penculik dan Teroris
Baliho dengan foto Cep Zam Zam yang bersanding dengan latar belakang eks Bupat Tatang Farhanul Hakim itu jelas-jelas dipaku pada pohon di bagian penyangga bambunya.
Mahdi, 60 tahun, warga Kampung Cimala, Desa Indrajaya, Kecamatan Sukaratu menilai, pemakuan dilakukan dengan maksud agar baliho kokoh. Ia pun mengaku khawatir terjadinya perstiwa baliho ambruk dan makan korban.
"Kalau anginnya besar akan runtuh," tuturnya.