Pohon Natal dari Lima Ribu Keping CD di GKI Veteran Tasikmalaya

4 Desember 2019, 16:18 WIB
Pohon Natal berbahan 5 ribu keping CD berdiri di halaman Gereja Kristen Indonesia (GKI) Veteran Tasikmalaya, Jalan Veteran, Kota Tasikmalaya, Rabu (4/12/2019). Karya kreatif tersebut dibuat dalam rangka menyambut Hari Natal 2019.* /BAMBANG ARIFIANTO/"PR"/

TASIKMALAYA (PR)- Pohon cemara itu menjulang setinggi delapan meter di halaman  Gereja Kristen Indonesia Veteran Tasikmalaya, Jalan Veteran, Kota Tasikmalaya, Rabu 4 Desember 2019.

Jika tertimpa sinar matahari, cahaya berpendar dari pohon tersebut. Pohon cahaya barangkali itu yang bisa disematkan pada karya karyawan dan jemaat GKI Veteran tersebut.

Menyambut Hari Natal pada 24 Desember 2019, mereka berkreasi membuat pohon Natal itu dengan bahan 5 ribu keping CD.

Baca Juga: Penegakan Hukum Tumpul, Tambang Ilegal di Tasikmalaya Tetap Berjalan

Ling Ling Fungsiani, 43 tahun, Penatua atau Majelis Jemaat GKI Veteran mengungkapkan, ide pembuatan pohon Natal dari keping CD muncul dari para karyawan di rumah peribadatan tersebut.

Setiap tahun, tutur Ling Ling, karyawan dan panitia memang selalu membuat berbagai karya kreatif dalam merayakan Natal.

Mereka pernah membuat pohon Natal dari botol-botol air mineral serta sedotan pada tahun-tahun sebelunmnya. Tahun ini, penggunaan keping CD menjadi ide baru yang muncul.

Baca Juga: Sudah Turun Hujan, Ketinggian Air di Situ Gede Masih Belum Normal

Sejak Oktober 2019, GKI pun menyampaikan rencananya membuat pohon Natal dari keping CD melalui pamflet media internal Gereja kepada para jamaat.

"Nanti yang berminat (menyumbang CD) bisa dikumpulkan di Satpam dan tata usaha," ujar Ling Ling, Rabu siang.

Tak dinyana, rencana itu menuai antusiasme para jemaat yang cukup tinggi. Jumlah yang terkumpul pun mencapai 6-7 ribu keping CD.

"(Jemaat) langsung respon, (padahal) kami cuma wartakan dua kali," kata Ling Ling.

Penggunaan CD terkait pula dengan upaya memanfaatkan barang bekas menjadi hasil karya yang kreatif dan indah. Upaya tersebut diharapkan bisa mengurangi sampah dari CD-CD bekas. 

Bila menggunakan pohon Natal dari cemara asli, biayanya terbilang mahal. Tentunya, pohon asli itu mesti ditebang terlebih dahulu.

Tak pelak, penggunaan keping CD yang dirangkai menjadi pohon Natal lebih hemat biaya dan ramah lingkungan.

Sementara itu, Anto, 37 tahun, karyawan GKI menambahkan, penggunaan kepingan CD punya efek cahaya yang bagus.

Baca Juga: SKB Radikalisme ASN Berpotensi Bungkam Kelompok yang Kritisi Pemerintah

Bila sore hari, cahaya matahari yang memantul pada CD membuat pohon Natal itu seperti bertabur cahaya. Demikian pula saat malam tiba.

Cahaya berpendar dari hasil pantulan sinar lampu pada keping CD. Panitia dan karyawan memang sengaja melilitkan tali lampu di badan pohon agar efek cahaya gemerlap muncul saat malam hari. 

Rencananya pohon Natal tersebut bakal diberi tirai sebagai aksesoris tambahan. Meskipun memasuki musim hujan dengan potensi terpaan angin kencang, Anto menyatakan pohon Natal tersebut cukup kuat hingga 2-3 bulan ke depan karena ditopang batang pohon pinang.

"Sampai acara tahun baruan masih kokoh," ucapnya.

Baca Juga: Wartawan Bisa Gugat Perusahaan yang Beri Upah di Bawah UMK

Sebagaimana Ling Ling, Anto menyatakan, pemilihan CD sebagai bahan baku pembuatan lantaran adanya peralihan kebiasaaan masyarakat dari menggunakan CD ke digital.

"Sekarang CD tidak terlalu dipakai, banyak CD nganggur," tuturnya.

Ketimbang jadi limbah, kepingan CB lebih punya manfaat jika didaur ulang atau menjadi bahan baku karya kreatif dan unik tertentu. Selain punya nilai estetika, kepingan CD bisa berwujud lain serta dinikmati masyarakat karena keindahannya.

Baca Juga: Petugas BNN Sempat Dicurigai Sebagai Penculik dan Teroris

Terkait proses pengerjaan, Anto mengaku tak membuat rancangan detail pohon tersebut.

"Enggak ada gambar-gambar, imajinasi (saja), dikira-kira," ucapnya.

Panitia peringatan Hari Natal dan karyawan pun tak membuat waktu khusus pengerjaannya. Proses pembutan dan penyusunanan dilakukan saat waktu-waktu luang saja.

Para jemaat juga tak diwajibkan membantu pembuatan pohon. Pengerjaan dilakukan secara sukarela.

"Siapapun yang mau bantu, dipersilahkan," kata Anto.

Baca Juga: Komplotan Pencuri Spesialis Minimarket Berhasil Diringkus Polres Tasikmalaya

Hasil kerja keras dan keuletan tersebut berujung mulus setelah pohon Natal dari keping CD tersebut rampung pada pertengahan November 2019. Kini, kehadirannya pun menjadi obyek foto sejumlah warga yang melintas dan para jemaat.

Kreasi pohon Natal dari bahan keping CD sebelumnya pernah dilakukan‎ Gereja Kristen Pasundan Jemaat Depok di Jalan Stasiun Depok Lama, Pancoran Mas, Kota Depok, Desember 2017.

Pohon natal tersebut terbuat dari 1100 keping CD hasil sumbangan jamaat GKP. Pada setiap lubang keping CD, dipasang pula empat lampu kecil beraneka warna.

Alhasil, pohon buatan setinggi 5,5 meter tersebut membetot perhatian warga yang melintasi Jalan Stasiun Depok Lama. Pohon Natal itu pun mengeluarkan cahaya beragama warna.***

Editor: Abdul Muhaemin

Tags

Terkini

Terpopuler