Ridwan Kamil Perkenalkan Potensi Desa pada Dunia Lewat Ekosistem Digital Perdesaan

- 19 Oktober 2020, 08:55 WIB
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menjadi narasumber webinar Universitas Paramadina "The Implementation of Regional Economy in West Java" secara virtual dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu 14 Oktober 2020. Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil menilai jika Jawa Barat idealnya memiliki 40 Kabupaten/kota agar pembangunan di Jabar lebih merata.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menjadi narasumber webinar Universitas Paramadina "The Implementation of Regional Economy in West Java" secara virtual dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu 14 Oktober 2020. Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil menilai jika Jawa Barat idealnya memiliki 40 Kabupaten/kota agar pembangunan di Jabar lebih merata. /Pipin/Humas Jabar

PR TASIKMALAYA – Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat  telah meluncurkan Desa Digital.

Desa Digital merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran, percepatan akses serta pelayanan informasi.

Nantinya, seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, koneksi internet akan dibenahi, command center dibangun, dan masyarakat desa dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk unggulan di wilayahnya.

Baca Juga: Ma'ruf Amin: Vaksin Covid-19 Tidak Harus Berlabel Halal karena Kondisi Darurat

Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) intens mengembangkan ekosistem digital di perdesaan.

Hal itu dikatakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menjadi panelis dalam SIF E-Connects Indonesia 2020 via konferensi video di Waduk Dharma, Kabupaten Kuningan, Sabtu, 17 Oktober 2020.

"Saya ingin mentransformasikan seluruh aspek kehidupan menjadi ekosistem digital meski tidak mudah dilakukan karena Jabar memiliki 5.312 desa.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Dinilai Cacat, Abraham Samad: Protes Buruh Tak Tembus Tembok Bebal Senayan

“Jadi, saya gunakan digital inklusif," kata Kang Emil sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Senin, 19 Oktober 2020, dari laman Pemprov Jabar.

Sejak diluncurkan pada 10 Desember 2018, kata Kang Emil, Pemda Provinsi Jabar sudah memasang wifi di desa-desa blank spot atau desa tidak memiliki koneksi internet sama sekali.

“Kami mengubah cara berbisnis di desa dengan membuat Command Center di rural area. Ini merupakan salah satu cara saya dalam meningkatkan kemampuan warga untuk memanfaatkan koneksi digital.

Baca Juga: Deretan Fakta Menarik Dew Jirawat, Aktor F4 Thailand yang Punya Senyum Manis

Ada komputer yang terhubung ke e-commerce untuk belanja maupun berjualan,” tambahnya.

Sebelumnya, Desa Digital mendapatkan penghargaan bergengsi di tingkat internasional.

Desa Digital terpilih sebagai Digital Equity and Accessibility dalam ajang IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2020.

Baca Juga: Bahas Pesangon PHK di UU Cipta Kerja, Mahfud: Jika Tidak Dibayar, Bisa Dipidana

Desa Digital mendapat penghargaan tersebut karena dinilai mampu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan aksesibilitas informasi melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet.

Selain itu, Pemda Provinsi Jabar mengembangkan aplikasi Sapa Warga.

Sapa Warga dikembangkan untuk memangkas jarak komunikasi masyarakat dengan pemerintah. Hingga kini sudah 40.000 Ketua RW mengakses Sapa Warga.

Baca Juga: Dukung Optimalisasi Sarana Distribusi Energi di Bali, Pertamina: Penggerak Roda Ekonomi

“Kami pun mempunyai aplikasi untuk masyarakat agar bisa berkomunikasi dengan pemerintah, dan akan kami bagikan sekitar 50 ribu gadget (gawai)sebagai alat penunjang,” lanjutnya.

Menurut Kang Emil, di sektor perikanan, ribuan kolam sudah menggunakan teknologi smart auto feeder.

Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunakan gawai. Hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun.

Baca Juga: 232 Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Dinyatakan Sembuh, ini Rinciannya

Selain itu, sejumlah desa sudah mulai memasarkan hasil pertanian melalui e-commerce.

Hal itu menguntungkan petani dan konsumen, karena alur distribusi yang kerap melambungkan harga, dapat dipangkas.

“Itu semua, sangat Covid-19 friendly. Bisa dilakukan di rumah tidak perlu keluar tapi tetap mendapat pemasukan.

Baca Juga: Profil Hanafi Rais, Anak Amien Rais yang Mengalami Kecelakaan di Tol Cipali

“Selama Covid-19, desa  sudah terbiasa dengan sistem digital. Jadi saya ingin terus meningkatkan ekonomi perdesaan,” tutupnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Pemerintah Provinsi Jawa Barat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah