Diyakini Ampuh Tekan Stunting pada Anak, Produk Dodol Garut Berbahan Daun Kelor Ini Beroleh Apresiasi dari Atalia Kamil

- 13 Maret 2020, 17:36 WIB
ATALIA Praratya Ridwan Kamil.*
ATALIA Praratya Ridwan Kamil.* /Dok. Humas Pemprov Jabar

PIKIRAN RAKYAT - Perjalanan Siaran Keliling (Sarling) yang dilakukan Atalia Praratya Kamil kembali digelar di Kabupaten Garut pada Rabu, 11 Maret 2020. Atalia Kamil atau akrab disapa Bu Cinta ini juga merupakan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Jawa Barat (TP PKK Jabar).

Salah satu tempat yang dikunjungi Bu Cinta saat itu ialah Puskesmas Pasundan yang terletak di Kampung Taringgul. Melalui kunjungan itu, Atalia mendapatkan para pegiat puskesmas menciptakan olahan makanan kekinian berbahan daun kelor.

Dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com melalui situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahwa berkat ide dan kreativias para pegiat Puskesmas itu, Atalia Kamil amat mengapresiasi olahan dodol daun kelor tersebut.

Baca Juga: Ada Lagi Pejabat Dunia Terinfeksi Virus Corona, Kali Ini Menteri Dalam Negeri Australia Dinyatakan Positif

Disebutkan Atalia, inovasi membuat dodol berbahan daun kelor itu akan mampu memenuhi gizi, sekaligus ampuh menekan angka stunting atau kecebolan pada diri anak.

Lebih lanjut, olahan daun kelor made in Puskesmas Pasundan telah dikerjasamakan dengan beberapa pengusaha dodol garut dan pemilik merek Chocodot dengan membuat dodol daun kelor serta cokelat daun kelor. Selain itu, ada pula olahan baso aci daun kelor dengan target pasar anak dan remaja.

“Beberapa pengusaha seperti yang kita kenal, ada dodol garut dan Chocodot, mereka menghasilkan juga produk-produk yang berkaitan dengan kesehatan dan menurunkan angka stunting,” terang Atalia.

Baca Juga: Iran Klaim Temukan Penyembuh Virus Corona, Obat Diketahui Mampu Turunkan Gejala dalam Waktu 48 Jam

Diharapkan Atalia, produk ini dapat berfungsi menekan angka stunting pada anak.
“Ini bagus sekali sebagai inovasi, mudah-mudahan betul-betul bisa menekan kaitannya dengan stunting.” tambahnya.

Di sisi lain, Sanitarian Puskesmas Pasundan Meisya Dewi Rahayu menguraikan pandangannya. Meisya menilai olahan dodol daun kelor ini tidak hanya akan menekan angka stunting, tetapi juga bertujuan mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di wilayah kerja Puskesmas Pasundan.

Oleh karena itu, Puskesmas Pasundan menjadikan remaja putri sebagai sasaran utama. Ini didasarkan pada pentingnya mempersiapkan para remaja ini sebelum menjadi ibu kelak.

Baca Juga: Virus Corona Jadi Pandemi, RS Lavalette Malang Siapkan Personel dan Jalur Khusus

“Daun kelor itu memiliki kandungan Fe (zat besi) tinggi. Alasannya, AKI AKB di wilayah kerja Puskesmas kami masih tinggi, jadi kita ‘tembaknya’ remaja putri. Remaja putri kan calon ibu hamil, jadi harus dipersiapkan dari awal, mulai dari makanan yang bernutrisi,” tutur Meisya.

Seolah tak puas dengan inovasi, Puskesmas Pasundan juga menggagas gerakan yang dinamakan Gadis Pasundan (Gerakan Antisipasi Defisiensi Zat Besi). Meisya menjelaskan, gerakan ini akan aktif melibatkan berbagai stakeholders, mulai dari kader, masyarakat, maupun sektor industri yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pasundan.

“Kelornya dari masyarakat yang ada di sekitar, industri yang mengolah, kita punya idenya, kita punya gerakannya. Jadi kita berkolaborasi, berkoordinasi menjadi satu inovasi,” ujar Meisya.

Namun demikian, produk-produk olahan daun kelor ini tidak hanya dipasarkan di wilayah Puskesmas Pasundan dan Kabupaten Garut saja, tetapi sudah disebarkan ke luar wilayah hingga diperkenalkan ke luar negeri.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x