Kurangi Tingkat Pengangguran, Sumedang Membangun Kampung Kaos Kaki Lewat BUMDes

- 16 Februari 2020, 15:33 WIB
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil dan Atalia Ridwan Kamil saat mengunjungi Kampung Kaos Kaki di Desa Cikondang, Kab. Sumedang, Sabtu 15 Februari 2020.*
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil dan Atalia Ridwan Kamil saat mengunjungi Kampung Kaos Kaki di Desa Cikondang, Kab. Sumedang, Sabtu 15 Februari 2020.* /ANTARA//

PIKIRAN RAKYAT – Dalam berita sebelumnya diketahui sebanyak 270 desa yang ada di wilayah Kabupaten Sumedang, hingga saat ini sudah ada 269 desa yang sudah berhasil membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Pasalnya BUMDes yang sedang gencar dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dinilai akan banyak membantu pemerintah dalam mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.

Salah satu desa di Sumedang tepatnya di Desa Cikondang sudah menjalankan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di bidang pembuatan kaus kaki, demikian pengakuan dari pengelola usaha di Kabupaten Sumedang tersebut.

Baca Juga: Sempat Kuliah secara Onilne saat Merebaknya Virus Corona, Dua WNI dari Tiongkok Sudah Pulang ke Bekasi

Inovasi dan kolaborasi menjadi kunci Gerakan Wirausaha Muda (Garuda)

Anggota Garuda dan perajin kaus kaki Anggi Yusuf di kantor Desa Cikondang, Kabupaten Sumedang, Sabtu mengatakan sebelum mendirikan BUMDes, para pengelola Garuda lebih dulu mencari potensi desa dan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang.

"Kami meminta rekomendasi, produk apa yang bisa pemuda Desa Cikondang buat. Ada tiga rekomendasi, (yaitu) alumunium, kopiah, dan kaus kaki," ujar Anggi

Setelah rekomendasi itu muncul, Garuda memilih kaus kaki. Sebanyak 20 pemuda Cikondang pun mengikuti berbagai pelatihan pembuatan kaus kaki.

Dengan mesin manual, mereka berupaya membuat barang berkualitas.

Baca Juga: Menilik Kepribadian Pasangan, Simak Prediksi Pernikahan Berdasarkan Tanggal Lahir

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, merintis Kampung Kaos Kaki cukup sulit karena terhambat oleh beberapa masalah.

"Ya, awal-awal kami memang kesulitan, tapi kami terus coba buat kaus kaki. Sehari bisa membuat 21 lusin atau 252 pasang kaus kaki," tambah Anggi.

Semakin lama, secara perlahan produk kaus kaki asal Cikondang terdengar ke sejumlah daerah di Sumedang. Garuda melalui BUMDes Cikondang kemudian dijuluki Kampung Kaus Kaki.

"Produktivitas kami terhambat karena mesin yang ada belum maksimal. Bantuan dari Pemerintah Provinsi Jabar (berupa mesin) bisa meningkatkan produktivitas BUMDes kami," ujar Anggi

Baca Juga: Kisah Yusuf WNI dari Tiongkok, Dibatasi Bersosialisasi hingga Krisis Makanan

Anggi berharap, dengan mesin baru yang lebih canggih, Kampung Kaus Kaki mampu memproduksi lebih banyak lagi kaus kaki.

Dengan begitu akan ada lapangan kerja baru di Desa Cikondang untuk meminimalisir pengangguran.

"Pengangguran jadi masalah kami sebelum akhirnya membuat BUMDes yang membuat kaus kaki. Ya, kalau pesanan lebih banyak, kan BUMDes butuh pekerja yang banyak. Pemuda di sini bisa ikut," katanya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah