Selenggarakan Festival Buah dan Sayur 2020, Kabupaten Bandung Siap Penuhi Hortikultura Nasional

10 Maret 2020, 18:14 WIB
Ilustrasi buah dan sayuran.* /pexels.com/


PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kabupaten Bandung baru-baru ini ditunjuk sebagai major pusat kopi dan hortikultura.

Penunjukan ini tetap dalam pendampingan Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI).

Ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kabupaten Bandung saat menyelenggarakan Festival Buah dan Sayur di Plaza Upakarti pada Jum'at, 06 Maret 2020.

Baca Juga: Komitmen Meningkatkan Pelayanan Masyarakat, Walikota: MPP Jadi Kado Istimewa Hari Jadi Kota Tasikmalaya ke 19 

Dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com melalui situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahwa Pemkab Bandung tidak hanya sebagai major pusat kopi dan hortikultura, tetapi juga diproyeksikan menjadi pusat edukasi dan bisnis kopi arabika Indonesia, serta memenuhi kebutuhan hortikultura nasional dalam lima tahun ke depan.

Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) mengungkapkan bahwa Kabupaten Bandung dapat memenuhi kebutuhan hortikultura di Pulau Jawa. Ini berlaku untuk tahun ini hingga lima tahun mendatang.

"Tahun ini dan tahun depan untuk memenuhi kebutuhan di Pulau Jawa. Sedangkan tahun ketiga sampai tahun kelima sebagai penyuplai kebutuhan hortikultura antar pulau,” ungkap Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kabupaten Bandung Tisna Umaran.

Lebih lanjut, Tisna menjelaskan bahwa pelaksanaan major project Kementan RI tersebut akan dilakukan melalui sistem korporasi petani.

Meskipun akan ada hambatan dari sisi budaya, tetapi peluang ini sangat strategis dalam meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Baca Juga: Dukung Pelaksanaan Pekan Keterampilan Seni PAI, Pemkab Purwakarta Gencar Cegah Kecanduan Gadget di Kalangan Anak-anak

“Jadi dengan sistem ini, petani-petani skala kecil akan dikorporasi menjadi usaha yang besar. Aspek budaya akan menjadi persoalan, alasannya karena korporasi itu kan harus dikerjasamakan dengan berbagai elemen,” jelas Tisna Umaran.

Adapun alasan berikutnya, yaitu sistem yang diterapkan adalah manajemen bisnis modern, sehingga tidak lagi tradisional.

“Namun demikian, kami pikir ini peluang yang sangat strategis untuk kesejahteraan petani kita. Intinya kita ingin mendorong, bahwa bisnis pertanian punya prospek yang bagus,” lanjut Tisna Umaran.

Di sisi lain, Kadistan juga tengah menyelenggarakan Festival Buah dan Sayur Kabupaten Bandung 2020. Festival ini bertemakan Pelita Hati Petani Milenial, Menata dan Mengharumkan Pasar Tani Siap Hadapi Era Revolusi Pertanian 4.0. Dalam festival ini akan menampilkan ragam komoditas pertanian dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung.***

“Maksud dan tujuan kegiatan ini untuk memperkenalkan hasil pertanian buah dan sayuran segar, termasuk hasil olahannya. Ini sinergitas yang terjalin antara penyuluh lapangan dengan para petani dan pelaku olahan hasil pertanian bersama Aspartan (Asosiasi Pasar Tani) Kabupaten Bandung,” tambah Tisna.

Baca Juga: Apresiasi Desa Berdaya yang Kian Aktif, Wakil Bupati Garut Justru Tantang Fasilitator Buat Program Baru

Selain pameran hasil pertanian, festival juga dimeriahkan dengan ragam lomba di antaranya lomba merangkai buah dan sayuran, merangkai bunga, lomba makan durian, talk show edukasi dan digitalisasi pertanian 4.0, serta pembagian 500 bibit jeruk dekopon gratis.

Bupati Bandung Dadang M. Naser mengapresiasi festival tersebut. Lebih lanjut, diharapkan festival tersebut tidak hanya menjadi agenda rutin tahunan, tetapi dapat diwujudkan dengan memiliki pasar lelang sayur, buah, dan ternak.

“Kita harus punya pasar lelang sayur, buah dan ternak, tidak hanya gelaran event setahun sekali. Lokasinya sementara bisa dipadukan dengan PIM (Pasar Ikan Modern). Kalau punya itu (pasar lelang), petani kita akan lebih sejahtera,” imbuh Bupati Dadang Naser.

Pun begitu, aneka hasil pertanian yang dimiliki Kabupaten Bandung akan memicu munculnya pelaku-pelaku usaha baru.

“Kabupaten Bandung kaya akan komoditas hasil pertanian. Dengan banyaknya inovasi olahan pertanian, banyak UKM (Usaha Kecil dan Menengah) bermunculan. Wajar kalau kita dilihat oleh BPS (Badan Pusat Statistik) sebagai daerah pengangguran terkecil kedua di Jawa Barat,” tambah Dadang.

Baca Juga: Tinjau Dinas Sosial Jawa Barat di Cimahi, Sekda Jabar Berikan Lima Arahan untuk Kinerja Lebih Baik

Selain itu, keterpaduan pola tanam dengan dijadikannya Kabupaten Bandung sebagai pusat kopi dan hortikulturan. Ini pun erat kaitannya dengan Instruksi Bupati Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Pola Tanam.

Dengan demikian, kaum petani dapat juga mewujudkan rasa nasionalisme dengan menanam komoditas sayur dan buah di tanah air.

“Rasa nasionalisme dapat diimplementasikan secara nyata oleh masyarakat, khususnya kaum petani. Cinta tanah air, tanah kita olah dengan berbagai komoditas baik sayur maupun buah. Air kita jaga, dengan menerapkan pola tanam yang baik,” pungkas Dadang Naser.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Pemprov Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler