Berikan Mesin Digital untuk Kampung Kaos Kaki, Ridwan Kamil: Tinggal Pencet, per-Dua Menit Bisa Buat Satu Kaus Kaki

16 Februari 2020, 16:31 WIB
GUBERNUR Jawa Barat, Ridwan Kamil.* /Foto Istimewa PR

 

PIKIRAN RAKYAT – Salah satu desa di Sumedang tepatnya di Desa Cikondang sudah menjalankan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di bidang pembuatan kaus kaki.

Hal tersebut diungkap oleh pengelola usaha di Kabupaten Sumedang tersebut. Inovasi dan kolaborasi menjadi kunci Gerakan Wirausaha Muda (Garuda)

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau biasa disebut Kang Emil, mengatakan keberhasilan Kampung Kaus Kaki merupakan contoh nyata keberhasilan BUMDes menyejahterakan warganya dengan konsep satu desa satu produk atau satu desa satu perusahaan.

Baca Juga: Kurangi Tingkat Pengangguran, Sumedang Membangun Kampung Kaos Kaki Lewat BUMDes

Kemudian Kang Emil juga memastikan Pemeriuntah Provinsi Jawa Barat memberikan bantuan untuk BUMDes Cikondang atau Kampung Kaus Kaki, tidak hanya berupa mesin, tetapi juga promosi.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Kang Emil memberikan tanggapannya terkait Kampung Kaos Kaki yang unik.

"Kami mendatangi (Kampung Kaus Kaki) ini karena kami kan ada konsep OVOC (One Village One Company), atau satu desa satu start-up. Di sini khasnya adalah kaus kaki karena demand-nya tinggi dan bisa menghidupi BUMDes di sini," ujar Kang Emil, saat mengunjungi Kampung Kaus Kaki dalam rangkaian Sapa Warga di Sumedang pada Sabtu, 15 februari 2020.

Dari pihak Pemprov sudah memberikan mesin yang canggih supaya mempermudah pembuatan kaos kaki sehingga dapat, meningkatkan produktivitas para pekerjanya.

Baca Juga: Menilik Kepribadian Pasangan, Simak Prediksi Pernikahan Berdasarkan Tanggal Lahir

"Mesinnya jadul, sekarang mesinnya sudah diganti digital. Tinggal pencet-pencet per dua menit, satu kaus kaki, sehingga produktivitasnya bisa meningkat," ujarnya.

Kang Emil akan memromosikan produk Kampung Kaus Kaki, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Dia optimistis pemuda Desa Cikondang tetap betah di desa dan tidak akan merantau ke kota besar untuk mencari pekerjaan.

"Pasar-pasarnya banyak, nanti tugas dari Indag (Jabar) membantu mempromosikan. Ini harus berhasil. Kalau tidak berhasil, nanti teori ekonominya berulang lagi. Warga desa hijrah ke kota lagi. Makanya, kami memberi enam mesin lebih banyak untuk memastikan rezeki di desa dan teori ekonomi berhasil," katanya.

Baca Juga: Kisah Yusuf WNI dari Tiongkok, Dibatasi Bersosialisasi hingga Krisis Makanan

Kang Emil meminta desa lain di Jabar untuk mengikuti langkah Kampung Kaus Kaki.

Hal tesebut bisa dilakukan dengan menggali potensi desa dan mempercepat laju perekonomian masyarakat melalui BUMDes Juara.

"Dan kami menunggu lagi ada BUMDes-BUMDes yang bersemangat berekonomi di sini. Tidak harus hijrah ke kota bekerja di pabrik. Di desa berbagi dan ekonomi menetes dan sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia berhasil (diterapkan)," kata Kang Emil***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler