Tulis Surat untuk Mark Zuckerberg, PM Pakistan Minta Facebook Hapus Konten Islamofobia

- 26 Oktober 2020, 15:40 WIB
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.*
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.* //Twitter @ImranKhanPTI

PR TASIKMALAYA – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan meminta CEO Facebook, Mark Zuckerberg untuk menghapus konten islamofobia, Minggu, 25 Oktober 2020.

Hal itu disampaikan oleh Imran Khan melalui surat yang diunggah di media sosial Twitter pribadinya.

Menurutnya, islamofobia yang berkembang telah menyebabkan ekstremisme dan kekerasan di seluruh dunia. Salah satunya melalui platform media sosial seperti Facebook.

Baca Juga: Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW, ASN DKI Diminta Tetap di Rumah

“Saya akan meminta Anda agar menempatkan larangan yang sama terhadap islamofobia dan kebencian terhadap islam di Facebook seperti halnya larangan Holocaust,” ujar Khan, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.

Pada Oktober 2020 ini, Facebook mengatakan bahwa sedang melakukan pembaharuan kebijakan mengenai ujaran kebencian untuk melarang konten apapun yang menyangka atau mendistorsi Holocaust.

"Satu pesan kebencian tidak dapat diterima untuk melakukan penyerangan terhadap beberapa yang lain, sedangkan untuk beberapa yang lain pesan ini dapat diterima," ucap Khan.

Baca Juga: Firli Bahuri dan Karyoto Dilaporkan, ICW: Pelanggaran Kode Etik

Khan juga menambahkan bahwa ini adalah cerminan prasangka dan bias yang akan mendorong radikalisasi lebih lanjut.

Menanggapi seruan Khan, seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada Reuters, pihaknya menentang semua bentuk kebencian dan tidak mengizinkan serangan berdasarkan ras, etnis, asal negara atau agama.

"Kami akan menghapus perkataan yang mendorong kebencian, ini segera setelah kami menyadarinya," kata juru bicara tersebut kepada Reuters.

Baca Juga: Charly dan Ruben Onsu Dilaporkan ke Polisi soal Lagu Betrand Peto

Juru bicara itu menambahkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Hal ini terkait dengan kondisi di Prancis, yang di mana menurut Khan, di sana Islam telah dikaitkan dengan terorisme.

Sebelumnya pada Minggu 25 Oktober 2020, Khan mengatakan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron telah "menyerang Islam" dengan mendorong penayangan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Baca Juga: Oknum Perwira Polisi Jadi Kurir Narkoba, Begini Tanggapan Para Anggota DPR

Komentar Khan muncul setelah Macron memberikan penghormatan kepada seorang guru sejarah Prancis.

Di mana guru itu telah dipenggal oleh seorang radikal Islam, yang ingin membalas penggunaan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad di kelas tentang kebebasan berekspresi.

***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x