Bentuk Tekanan pada Tiongkok, AS Berencana Jual Senjata Teknologi Tinggi ke Taiwan

- 14 Oktober 2020, 19:20 WIB
Rudal Patriot versi terbaru menjadi salah satu paket dari tujuh pembelian persenjataan canggih yang akan dibeli dari Amerika kepada Taiwan. Foto: Antara
Rudal Patriot versi terbaru menjadi salah satu paket dari tujuh pembelian persenjataan canggih yang akan dibeli dari Amerika kepada Taiwan. Foto: Antara /

PR TASIKMALAYA - Pemerintah Amerika Serikat menginformasikan jika pihaknya berencana menjual sejumlah senjata dan perlatan berteknologi tinggi ke Taiwan.

Salah satunya adalah alat pertahanan berupa drone/pesawat nirawak MQ-9 dan sistem pertahanan dari serangan rudal.

Hal itu telah disampaikan ke Kongres setelah Gedung Putih menyampaikan rencana penjualan tiga sistem persenjataan buatan AS ke Taiwan, Senin, 12 Oktober 2020.

Baca Juga: Polres Majalengka Tangkap Penyalahguna Narkotika, Kapolres: Pelaku Pasrah

Satu dari delapan narasumber yang bersedia memberikan informasi mengatakan, total nilai penjualan mencapai kurang lebih lima miliar dolar AS (sekitar Rp73,5 triliun).

Biaya penjualan senjata buatan AS untuk negara lain tersebut biasanya mencakup biaya pelatihan, suku cadang, dan biaya pengamanan senjata.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, untuk pertama kalinya tujuh
sistem persenjataan utama buatan AS telah melalui sejumlah tahapan ekspor ke Taiwan.

Baca Juga: Pemkab Pati Terima Opini WTP 5 Kali, Bupati: Dulu Sulit Didapatkan

Aksi itu dilakukan oleh atas usulan pemerintahan Donald Trump demi meningkatkan tekanan kepada Tiongkok.

Penjualan MQ-9, drone buatan General Atomics, kemungkinan akan jadi ekspor senjata pertama yang dilakukan AS ke Taiwan setelah pemerintahan Trump berusaha mewujudkan rencananya menjual lebih banyak drone ke negara lain.

Penjualan itu dilakukan dengan memaknai kembali perjanjian pengendalian senjata internasional yang disebut Rezim Kontrol Teknologi Misil (MTCR).

Baca Juga: Hizbullah dan Amal Kritik Tim Negosiasi Lebanon dengan Israel

Tidak hanya drone, Gedung Putih juga menyampaikan rencana penjualan sistem pertahanan pesisir, yang dapat mengantisipasi serangan rudal dari kapal, buatan Boeing Co.

Seorang narasumber mengatakan, nilai 100 rudal jelajah yang masuk dalam daftar rencana penjualan ke Capitol Hill, gedung Kongres AS, mencapai kurang lebih dua miliar dolar AS (sekitar Rp29,4 triliun).

Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi pertanyaan terkait rencana penjualan senjata teknologi tinggi ke Taiwan tersebut.

Baca Juga: Mahasiswa Tiongkok Tertarik Pelajari Bahasa Sunda dan Jawa

“Taiwan memiliki lima sistem persenjataan yang proses pengadaannya masih berlanjut," kata seorang pejabat di Otoritas Taiwan mengetahui rencana jual-beli tersebut.

Komite Hubungan Internasional Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS berkewajiban mengevaluasi dan menghentikan rencana penjualan senjata dari pemerintah lewat proses peninjauan informal sebelum Departemen Luar Negeri melayangkan surat pemberitahuan resmi ke legislatif.

Sejumlah narasumber mengatakan rencana penjualan senjata tersebut telah disetujui oleh Departemen Luar Negeri dan informasi itu telah disampaikan ke ketua komite terkait di Senat.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bangga, Jawa Barat Sumbang Sepertiga Ekspor Industri Kreatif Nasional

Sebelumnya, Kongres telah menerima pemberitahuan tidak resmi mengenai penjualan truk peluncur roket, yang disebut Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi (HIMARS), buatan Lockheed Martin Corp.

Tidak hanya itu, senjata lain yang akan dijual antara lain, rudal jelajah udara ke darat jarak jauh yang dinamakan SLAM-ER buatan Boeing.

Serta alat sensor/pelacak eksternal untuk jet tempur F-16 yang memungkinkan pengiriman data visual secara langsung (real time) dari stasiun pengawas di lapangan ke pilot di ketinggian.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x