Sedangkan lebanon mengirimkan empat orang, terdiri dari dua perwira militer, seorang pejabat perminyakan Lebanon dan seorang ahli hukum perbatasan laut.
Baca Juga: Hizbullah dan Amal Kritik Tim Negosiasi Lebanon dengan Israel
Pada Senin 12 Oktober 2020, harian pro-Hizbullah Al-Akhbar menyebut pembicaraan itu sebagai kelemahan Lebanon.
“Momen kelemahan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Lebanon," menurut harian tersebut, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Aljazeera.
Bahkan harian Al-Akhbar menyatakan bahwa Israel adalah penerima manfaat yang sebenarnya.
Baca Juga: Mahasiswa Tiongkok Tertarik Pelajari Bahasa Sunda dan Jawa
Pembicaraan itu dilakukan beberapa minggu setelah Bahrain dan Uni Emirat Arab menjadi negara Arab pertama yang menjalin hubungan dengan Israel sejak Mesir melakukannya pada 1979 dan Yordania pada 1994.
Israel dan Lebanon tidak memiliki hubungan diplomatik dan secara teknis berada dalam keadaan perang.
Mereka masing-masing mengklaim sekitar 860 kilometer persegi (330 mil persegi) Laut Mediterania berada dalam zona ekonomi eksklusif mereka sendiri.
Baca Juga: Ridwan Kamil Bangga, Jawa Barat Sumbang Sepertiga Ekspor Industri Kreatif Nasional