“Saya telah mengunjungi permukiman kumuh di Mumbai, saya telah mengunjungi daerah kumuh di negara lain, tetapi tidak ada yang seperti Korea Utara karena Korea Utara adalah negara kelaparan," ujar Yeonmi.
Ia mengatakan bahwa Korea Utara menghabiskan miliaran dolar untuk membuat sistem uji nuklir.
Jika mereka hanya menghabiskan 20 persen dari anggaran untuk membuat senjata nuklir, tidak ada yang harus mati di Korea Utara karena kelaparan. Tetapi rezim memilih untuk membuat warganya menderita.
Baca Juga: Setelah Sekian Lama Akhirnya Bertemu Mantan Rival, Gibran: Saya Berharap Beliau Bisa Bergabung
Pada 2007, Park dan ibunya berhasil meninggalkan Korea Utara dengan menyeberangi Sungai Yalu yang dingin.
Baik dia dan ibunya dijual ke pria Tiongkok dan ibunya diperkosa oleh pedagang manusia.
Mereka kemudian berhasil mencapai Mongolia, menyeberangi Gurun Gobi, dan bertemu dengan saudara perempuan Park di Korea Selatan. Setelah itu Park melakukan transisi ke New York City pada tahun 2014.
Dia kemudian merinci pengalaman hidupnya dalam sebuah buku berjudul In Order to Live: A North Korean Girl's Journey to Freedom Paperback.
Baca Juga: Tiga Pemain PSG Positif Covid-19, Neymar Akui Dalam Kondisi Baik
Park menulis buku yang diterbitkan pada 2016, bersama dengan rekan penulisnya Maryanne Vollers.