Berhasil Lolos Dari Kepunahan Massal di Bumi, Sebuah Fosil Hewan Berusia 250 Juta Tahun Ditemukan

- 2 September 2020, 10:48 WIB
ILUSTRASI kutub utara.*
ILUSTRASI kutub utara.* /Pixabay/

PR TASIKMALAYA - Makhluk yang hidup 250 juta tahun lalu dengan gading mirip gajah dan paruh mirip penyu adalah makhluk tertua yang diketahui berhibernasi untuk bertahan hidup di bumi, setelah para peneliti menemukan fosil tersebut. 

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Communications Biology , mencatat bahwa Lystrosaurus mampu memperlambat metabolisme, melalui keadaan mati suri (hibernasi) berdasarkan bukti fosil.

"Hewan yang hidup di atau dekat kutub selalu harus mengatasi lingkungan yang lebih ekstrim yang ada di sana," kata penulis utama studi tersebut Megan Whitney, dikutip dari Fox News.

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Fadjroel Rachman Soal Influencer, Roy Suryo: Mulai Kehilangan Akal Sehat

Penemuan awal ini menunjukkan bahwa memasuki keadaan seperti hibernasi bukanlah jenis adaptasi yang relatif baru namun merupakan adaptasi kuno.

Para peneliti melihat enam Lystrosaurus dari Antartika dan empat dari Afrika Selatan dan membandingkannya.

Mereka melihat ada pola pertumbuhan yang sama pada dentin, tetapi yang dari Antartika memiliki gading tebal yang jaraknya berdekatan yang menurut para peneliti disebabkan oleh stres yang berkepanjangan.

"Analog terdekat yang dapat kami temukan dengan 'tanda stres' yang kami amati di Antartika Lystrosaurus gading adalah tanda stres pada gigi yang terkait dengan hibernasi pada hewan modern tertentu," tambah Whitney.

Baca Juga: Sebut Kemungkinan Joko Widodo untuk Dimakzulkan, Anthony: Kasihan Sekali Presiden Kita

Lystrosaurus dapat tumbuh hingga 8 kaki panjangnya dan genus tersebut berhasil bertahan dari peristiwa kepunahan massal terbesar di planet ini, sekitar 252 juta tahun yang lalu.

Para peneliti tidak 100% yakin Lystrosaurus membutuhkan hibernasi sejati, karena tanda stres yang terlihat di Lystrosaurus Antartika bisa jadi berasal dari jenis mati suri lain.

Namun, mengingat temuan mereka, para peneliti percaya Lystrosaurus berdarah panas dan memang ditutup untuk periode waktu tertentu.

Baca Juga: Merembet Kemana-mana, Kasus Jaksa Pinangki Buat Pengelola Apartemen Harus Ikut Diperiksa

"Hewan berdarah dingin sering mematikan metabolisme mereka sepenuhnya selama musim yang sulit, tetapi banyak hewan endotermik atau 'berdarah panas' yang hibernasi sering mengaktifkan kembali metabolisme mereka selama periode hibernasi," jelas Whitney.

"Apa yang kami amati di taring Lystrosaurus Antartika cocok dengan pola 'peristiwa pengaktifan kembali' metabolik kecil selama periode stres, yang paling mirip dengan apa yang kita lihat pada hibernator berdarah panas ini," ujarnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Fox News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x