Ia menekankan bahwa untuk mendorong orang untuk memakai masker, tapi yang benar-benar berfungsi.
"Untuk menguji topeng tersebut, para ilmuwan menggunakan kotak hitam yang dilengkapi dengan laser dan kamera ponsel. Seseorang yang memakai masker wajah akan berbicara ke arah sinar laser di dalam kotak. Kemudian, jumlah tetesan inhalasi yang tersebar tersebut direkam oleh kamera di bagian belakang kotak," ujarnya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs New York Post.
Algoritme komputer kemudian menghitung tetesan yang terlihat di video untuk menentukan berapa banyak masker yang bocor.
Baca Juga: Eks Anggota DPR RI Fraksi PDIP Dipanggil KPK, Jubir Ali Fikri: Jadi Saksi Tersangka Korupsi HA
Para peneliti mengatakan ini adalah metode pengujian yang berbiaya rendah dan efektif untuk melihat mana masker berfungsi dan mana yang tidak.
"Ini adalah alat visual yang sangat kuat untuk meningkatkan kesadaran bahwa masker yang sangat sederhana, seperti masker kain buatan sendiri, sangat efektif menghentikan sebagian besar tetesan pernapasan," kata Fischer.
Perusahaan dan produsen juga dapat menyiapkan dan menguji desain masker sebelum memproduksinya.***