Kanal Venesia di Italia Alami Kekeringan Ekstrim, Sejumlah Gondola Tak Dapat Beroperasi

- 27 Februari 2023, 20:02 WIB
Ilustrasi foto. Kanal Venisia mengalami kekeringan, sejumlah Gondola tak dapat beroperasi. 
Ilustrasi foto. Kanal Venisia mengalami kekeringan, sejumlah Gondola tak dapat beroperasi.  /pixabay.com/dezalb/

PR TASIKMALAYA - Italia terkenal dengan berbagai destinasi dan atraksi wisata yang menarik, salah satunya adalah Gondola di Kanal Venesia.

Ketika berkunjung ke Italia, berlayar dengan Gondola biasanya sudah jadi agenda wajib bagi para turis mancanegara. Namun untuk saat ini sayangnya turis-turis harus mengurungkan niatnya, karena gondola tak dapat berlayar sebagaimana mestinya.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Theguardian.com, Italia sedang mengalami krisis iklim yang memprihatinkan dimana berbagai daerah mengalami kekeringan yang cukup parah. Mereka mengalami defisit air yang cukup parah sejak musim dingin 2020-2021. Kekeringan ini yang pada akhirnya menyebabkan air di Kanal Venesia mengalami penyurutan.

Kanal Venesia yang biasanya selalu didapati air bahkan banjir, kini menjadi kering sampai sampai siapapun dapat melihat dasar kanal tersebut. Akibatnya sejumlah Gondola, taksi air, hingga ambulans tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya.

Baca Juga: Jerome Polin Tuai Kritikan Warganet Imbas Videonya Bersama Dua Dokter di Media Sosial, Manajer Minta Maaf

Sejumlah ilmuwan menyampaikan rasa khawatirnya atas kekeringan yang melanda berbagai wilayah di Italia. Masalahnya negara ini mengalami kekeringan bahkan saat memasuki musim dingin. 

Pada musim panas yang lalu, Italia juga mengalami keadaan darurat. Pegunungan Alpen yang biasanya dipenuhi salju, saat itu hanya mendapatkan setengah dari intensitas hujan salju pada biasanya. 

Keadaan mengkhawatirkan ini disinyalir disebabkan oleh beberapa faktor alam yang mempengaruhi. Mulai dari curah hujan yang sangat rendah, sistem tekanan tinggi, bulan purnama, hingga kondisi pasang surut air laut.

Menurut ahli, untuk mengatasi mengidentifikasi masalah kekeringan ini, pihak-pihak terkait terlebih dahulu harus fokus pada pada wilayah utara Italia, tepatnya daerah sungai Po. 

Baca Juga: Merinding di Konser Raisa: Afgan, Vidi Aldiano, hingga Isyana Sarasvati Bagikan Pengalamannya

Sungai Po adalah sungai terpanjang di Italia yang membentang dari utara ke barat. Kekeringan ekstrim juga terjadi di wilayah ini. Saat ini volume air di Sungai Po mengalami penurunan yang cukup ekstrim yakni, 61% dari tahun sebelumnya.

Kekeringan di Sungai Po ini kemudian mempengaruhi produksi pertanian di Italia. Diketahui Sungai Po berperan mengairi satu pertiga dari keseluruhan proses produksi pertanian.

Keadaan ini tentu menjadi kondisi darurat yang harus segera ditangani. Kekeringan ini adalah yang terparah sejak 70 tahun yang lalu di daerah Sungai Po.

Selain Kanal Venesia dan Sungai Po, Danau Garda juga mengalami kekeringan yang cukup parah. Kadar air di danau ini mencapai rekor paling rendah dari yang pernah ada. Kekeringan di berbagai sumber air wilayah utara Italia ini disinyalir menjadi salah satu penyebab surutnya Kanal Venesia. 

Baca Juga: Merinding di Konser Raisa: Afgan, Vidi Aldiano, hingga Isyana Sarasvati Bagikan Pengalamannya

Untuk membuat keadaan normal kembali, Italia membutuhkan 50 hari penghujan. Kabar baiknya, prakiraan cuaca terbaru menyebutkan dalam 15 hari yang akan datang, Pegunungan Alpen akan mengalami curah hujan dan salju yang cukup baik untuk mengatasi kekeringan ini.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x