Sempat Dirawat Intensif, Anggota Kepolisian Palestina Tewas karena Diserang Tentara Israel

- 25 Februari 2023, 12:30 WIB
Seorang pemuda yang juga anggota Kepolisian Palestina dikabarkan tewas diserang oleh Tentara Israel.
Seorang pemuda yang juga anggota Kepolisian Palestina dikabarkan tewas diserang oleh Tentara Israel. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PR TASIKMALAYA – Tentara Israel kembali melakukan penyerangan terhadap warga Palestina. Pada tahun ini telah tercatat 65 warga Palestina menjadi korban, di antaranya 13 orang anak-anak.

Tentara Israel telah melakukan penembakan dan membunuh seorang pemuda yang juga bertugas sebagai anggota Kepolisian Palestina di Tepi Barat Palestina.

Mohammad Jawabreh, berusia 22 tahun telah ditembak di kepalanya ketika terjadi konfrontasi di kamp pengungsian Arroub di utara Hebron, pada Kamis, 23 Februari 2023, dan ia wafat karena luka yang dialaminya pada Jumat, 24 Februari 2023.

Sebelumnya Mohammed Jawabreh telah menerima perawatan intensif di rumah sakit al-Ahli dan tetap di sana hingga wafat, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Al Jazeera.

Baca Juga: Nonton Boku no Hero Academia Season 6 Eps 21 Sub Indo: Deku vs Lady Nagant sang Hero Pengkhianat

Mohammad Jawabreh dikenal sebagai seorang petugas kepolisian wilayah Palestina dan bekerja di kota Betlehem. Dia juga seorang lulusan teknologi media di Universitas Teknologi Palestina Kadoorie.

Atas kematian Mohammad Jawabreh, sekolah tersebut memberikan sebuah pernyataan berduka cita untuknya.

Tentara Israel telah membunuh 65 warga Palestina, termasuk di dalamnya terdapat 13 anak-anak, selama tahun ini, dan ratusan lainnya luka-luka, menjadikannya dua bulan awal tahun 2023 sebagai tahun yang berdarah jika dibandingkan dengan kondisi dari tahun 2000 hingga sekarang.

“Mulai dari tahun ini, merupakan kejadian paling berdarah yang terjadi di wilayah pendudukan tepi barat sejak tahun 2000, setidaknya. Dalam 22 tahun kebelakang, kami tidak mencatat jumlah syuhada ini, dalam 2 bulan awal tahun ini,” ucap Menteri Kesehatan Palestina pada Rabu, 22 Februari 2023.

Baca Juga: Jadwal Tayang Tokyo Revengers Season 2 Episode 8 di Disney Plus Hotstar, Ada SPOILER!

Konfrontasi tersebut pecah pada Kamis di wilayah Tepi Barat sebagai tanggapan atas pembunuhan 11 orang Palestina oleh tentara Israel dan melukai 100 orang lainnya di kota Nablus sehari sebelumnya, yang digambarkan sebagai tragedi pembantaian.

Di antara para korban yaitu seorang pria tua berusia 72, 66, dan 61 tahun, kemudian termasuk juga seorang anak laki-laki berusia 16 tahun. Lebih dari 80 orang Palestina ditembak dengan peluru tajam dan ratusan lainnya menderita inhalasi gas air mata.

Terpisah dari itu, Menteri Kesehatan Palestina mengabarkan pada Kamis malam bahwa 2 orang pria Palestina telah di tembak oleh pemukim Israel yang turun ke Desa Qusra, Nablus, Palestina. Sekarang korban dalam keadaan kritis.

Kelompok bersenjata yang terkepung di Gaza memberikan respon kepada tentara Israel di Nablus dengan meluncurkan roket pada Rabu malam dan mengancam terjadinya perluasan eskalasi.

Baca Juga: 5 Idol K-pop yang Memiliki Tipe Kepribadian Sebagai ISFP, Salah Satunya Ada Baekhyun EXO

Kemudian pada Kamis, 23 Februari 2022, pemogokan umum terjadi di seluruh wilayah Palestina yang diduduki tahun 1967 di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza, sebagai protes atas pembunuhan tersebut. Konfrontasi tersebut terjadi di beberapa kota, desa, dan kamp pengungsian di Tepi Barat yang diduduki.

Kelompok bersenjata Lions Den yang berbasis di Nablus, yang anggotanya diserang selama penyerangan Israel meminta orang-orang di seluruh wilayah Palestina yang diduduki untuk turun ke jalan dan melakukan protes pada tengah malam, pukul 22.00 setempat. Seruan tersebut ditujukan kepada warga Palestina di desa Ramallah, Jenin, Nablus, Tulkarem, Hebron, Yerusalem, dan Qalqilya.

“Kami mengetahui bahwa pemisahan itu sulit dan kesyahidan memilih pemuda negara ini, tetapi kami memperoleh kekuatan darimu, kamu bergantung kepadamu," kata Lion's Den.

“Selama pertempuran, diantara desingan bom dan peluru, kami mencari suaramu, suara nyanyian itu, dan setiap waktu kami mendengar mereka, kami tahu wami dalam jalan yang benar," lanjutnya 

Baca Juga: Rumor soal sang Istri Membuatnya Marah, Song Joong Ki Ungkap Perasaannya pada Katy Louise!

Sementara di Hebron, warga Palestina berjalan melakukan demonstrasi setelah pelaksanaan ibadah Salat Jumat untuk memperingati 29 tahun pembantaian Masjid Ibrahimi pada tahun 1994, ketika seorang pemukim Israel-Amerika melepaskan tembakan ke dalam masjid ketika sedang dilaksanakan sholat, sehingga membunuh 29 warga Palestina dan melukai lebih dari 100 lainnya.

Dalam konfrontasi tersebut pecah, tentara Israel melukai sekitar 3 warga Palestina di pintu Bab al-Zawiya di kota tua Hebron, menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina pada Jumat siang, 24 Februari 2023.

Kementerian tersebut mengatakan satu dari korban tersebut dalam kondisi serius setelah mendapatkan pukulan di kepalanya menggunakan granat suara, sedangkan 2 lainnya mengalami luka ringan dari granat suara dan peluru berlapis karet.

Konfrontasi juga pecah setelah pelaksanaan ibadah sholat Jumat, di wilayah Tepi Barat lainnya, diantaranya yaitu desa Qaryout dan Beita dekat Nablus, serta kamp pengungsian Beit Einun and Arroub dekat Hebron.

Baca Juga: Dianiaya Anak Pejabat, David hingga Kini Masih Belum Sadarkan Diri

Serangan mematikan di Nablus pada Rabu kemarin mencatat jumlah tertinggi kematian warga Palestina dari sebuh serangan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat sejak tahun 2005, menurut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Peristiwa tersebut juga menjadi serangan ketiga Israel di wilayah Tepi Barat sejak tahun ini, di bawah pemerintahan sayap kanan ekstrim yang baru, yang dilantik pada Desember.

Seiringan dengan pembunuhan terhadap warga Palestina yang hampir terjadi setiap hari selama lebih dari satu tahun, koalisi pemerintahan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengambil langkah sepihak sebagai pengumuman utama projek utama pembangunan pemukiman ilegal, meningkatkan penggusuran rumah-rumah warga Palestina, dan memaksakan tindakan hukuman kolektif terhadap tahanan Palestina, yang semuanya mengancam akan menyebabkan situasi di lapangan yang ekspolsif.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x